iDEAonline.co.id -Mengingat sektor rumah tangga merupakan kelompok yang membutuhkan asupan listrik secara stabil. Sektor ini sepenuhnya bergantung pada pasokan setrum PLN.
Walaupun jumlah kebutuhan listriknya tak sebesar industri, konsumen di sektor ini masuk kategori end users. Sehingga apapun kebijakan pemerintah, masyarakat adalah pihak yang paling merasakan dampak. Termasuk kenaikan Tarif Dasar Listrk (TDL).
Sebenarnya, TDL ini dapat ditangani dengan dua cara. Pertama, pemilik rumah harus melakukan penghematan dengan mengubah gaya hidup.
Kedua yaitu, menambah sumber energi di rumah tinggal. Salah satunya dengan menggunakan aplikasi panel surya untuk rumah tinggal. Terlebih penggunaanpanel suryaini cocok di daerah tropis (tropical building), seperti di Indonesia ini.
Sesungguhnya, panel suryabukanlah teknologi baru. Negara-negara di Eropa sudah menggunakannya. Melihat potensi pemanfaatanpanel suryadi Indonesia sendiri sangat tinggi. Karena matahari bersinar sepanjang tahun, apalagi listrik PLN sekarang sering padam. Maka dari itu, kita bisa mengurangi ketergantungan listrik dengan pemakaian panel surya.
Secara umum, cara kerjapanel suryaadalah mengubah panas matahari menjadi energi listrik. Namun, energi yang dihasilkan arus listrik satu arah (DC), layaknya baterai. Karena alat-alat rumahtangga membutuhkan listrik dua arah (AC),pemasangan solar panel harus ditambahkan alat untuk mengubah arus yang dikenal dengan nama converte. Proses perubahan arus listrik DC menjadi DC membutuhkan energi sekitar 20%.
Salah satu kelebihan panel suryaadalah alat yang dilengkapi dengan baterai untuk menyimpan arus listrik. Pada praktiknya, Anda bisa memisahkan jlur listrik yang akan di-supplyoleh PLN dan panel surya.
Untuk percobaan sederhana, Anda bisa kumpulkan beberapa jalur lampu yang diproyeksikan untuk menggunakanpanel surya. Nanti ketika terjadi pemadaman, lampu-lampu tersebut akan berfungsi sebagai emergency lamp.
Foto: ec4.tokopedia.net