iDEAonline.co.id -Dulu, bangunan yang semula bernamaBuitenzorg, ada pula yang menyebutnyaSans Souci, yang artinya "tanpa kekhawatiran" ini, tidak bisa dimasuki sembarang orang. Tapi sekarang, siapapun boleh mengunjungi dan melihat interiornya. Istana Bogor menyimpan banyak sekali keindahan arsitektur Eropa abad ke-19. Penasaran,kan, pastinya? Begitupun dengan saya.
Walaupun berdomisili di sekitaran Jakarta, yang relatif dekat dengan Bogor, sepertinya banyak warga Jakarta yang belum pernah menginjakkan kakinya di salah satu istana kenegaraan ini. Padahal, istana megah ini bisa jadi salah satu pilihan tujuan wisata di akhir pekan yang menarik, lho.
Sekilas membaca sejarah, sejak 1870 hingga 1942 Istana Bogor adalah tempat tinggal resmi 38 Gubernur Jenderal Belanda dan satu orang Gubernur Jenderal Inggris. Istana ini dibangun pada 1774, desain awalnya dibuat sepertiBlenheim Palace,di daerah Oxford, Inggris. Sekadar informasi,Blenheim Palaceadalah milik John Churchill, kakek dari Perdana Menteri Inggris pada masa Perang Dunia II, Sir Winston Churchill.
Pada awal pembangunannya, Istana Bogor punya tiga lantai. Belakangan, setelah terjadi bencana gempa bumi karena meletusnya Gunung Salak, pada 1834, Istana ini porak poranda. Dibangun lagi pada 1850, disesuaikan dengan keadaan alam Bogor, maka istana hanya dibuat dengan satu lantai. Bangunan baru ini mengambil inspirasi kemegahan arsitektur Eropa abad 19. Dengan barisan pilar besar dan ornamen ukir bergaya klasikbaroque.
Pengentahu seperti apa bagian dalam Istana Bogor,nihdia parade fotonya. Foto ini diambil ketika ada acara kunjungan ke Istana Bogor, bersama rekan-rekan dari Institut Kesenian Jakarta (IKJ), beberapa bulan lalu. Siapa tahu setelah melihat fotonya, jadi penasaran dan ingin mengunjungi langsung.
Teras depan Istana Bogor, dihiasi lampu kristal gantung. Ditempatkan pula set meja dan kursi kayu.
Kamar mandinya pun tidak didesain sembarangan. Masuk ke kamar mandi istana ini, sangat terasa nuansa klasik Eropa.
Sisi kiri dan kanan koridor, yang menhubungkan ruang tamu dengan ruang dalam istana, dihiasi cermin berukuran super besar.
Ruang tengah istana, diberi nama ruang garuda. Ornamen khas arsitektur Eropa abad 19 sangat terasa di sini. Perhatikan saja langit-langit dan pilar-pilarnya.
Ruang baca alias perpustakaan istana. Di sinilah tempat presiden menghabiskan waktunya dengan membaca.
Ruang duduk ini letaknya persis bersebelahan dengan perpustakaan.
Ruangan ini kerap digunakan untuk menyambut tamu kenegaraan, karena tempatnya yang berdekatan dengan ruang kerja (kantor) presiden.
Foto: Anissa Q. Aini