Visi Capres dan Cawapres Bereskan Sektor Perumahan

Kamis, 12 Juni 2014 | 12:10
Maulina Kadiranti

Visi Capres dan Cawapres Bereskan Sektor Perumahan

iDEAonline.co.id - Tak afdhal sepertinya bila debat visi pasangan capres dan cawapres 2014 tanpa membedah sektor perumahan. Pasalnya, sektor perumahan setara levelnya dengan kebutuhan primer lainnya yakni sandang, dan papan.

Terlebih, angka kekurangan pasokan rumah (backlog) masih tinggi, belum terjaminnya kepastian hukum bagi pengembang terutama mengenai tanah, masalah hunian berimbang, dan ekonomi biaya tinggi (high cost economy).

Bedah visi capres dan cawapres mengenai sektor perumahan yang digagas Forum Wartawan Perumahan Rakyat (Forwapera) pada Selasa (10/6/2014) menarik untuk disimak. Masing-masing pihak, yang diwakili tim suksesnya menawarkan formulasi terbaik menyelesaikan sengkarut masalah perumahan.

Tim sukses Prabowo-Hatta yang diwakili ekonom Drajat Wibowo dan Wakil Ketua Komisi 11 dari Partai Golkar, Hari Azhar, berpendapat, soal perumahan sudah menjadi ideologi yang sama dengan sandang dan pangan. Oleh karena itu, perlu ada kebijakan dan anggaran yang mendukungnya, untuk menyelesaikan masalah kesulitan pengadaan lahan murah sebagai modal kerja membangun rumah.

"Tidak hanya di sisidemand, tapisupplyjuga harus diperbaiki. Demikian halnya dengan birokrasi melalui perkuatan Kementerian Perumahan Rakyat," ujar Drajat.Dia menambahkan, Prabowo-Hatta sudah menyusun prognosis APBN lima tahun yang dijabarkan dalam percepatan pembangunan kawasan ekonomi khusus keuangan, dan mendorong ke arah hunian vertikal.

Sementara visi Jokowi-Jusuf Kalla lebih memilih akan mengembalikan subsidi bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) melalui pembangunan rumah sederhana tapak. Tim sukses pasangan ini diwakili Ketua Umum DPP REI 2010-2013, Setyo Maharso, dan Enggartiasto Lukita.

Setyo mengatakan Jokowi-Jusuf Kalla memfokuskan diri pada perombakan sistem, penangananbacklog, mengembalikan fungsi dan peran Perumnas, pengaturan kepemilikan asing, dan pembiayaan penyediaan perumahan. Salah satu langkah konkritnya adalah pengusahaan uang muka satu persen dan angsuran satu persen untuk pembiayaan rumah bagi MBR dengan harga maksimal Rp 250 juta.

"Kami ingin sistem satu pintu, satu meja. Akan kami teguhkan dan ada target waktunya. Rekan di Banyuwangi sudah memulai. Mengatasibacklog, itu masalah niat. Jokowi dan JK punya niat menyetop kekurangan rumah. Sementara mengenai masalah Perumnas, kita akan fokus mengembalikan Perumnas pada khitahnya," ujar Setyo.

Sumber: properti.kompas.com

Editor : Maulina Kadiranti