iDEAonline.co.id - Masih banyak masyarakat menyangsikan kekuatan bambusebagai material yang baik untuk konstruksi. Padahal tanaman ini memiliki kemampuan setara besi dan beton.
"Mengapa kita tidak memanfaatkannya untuk membangun konstruksi jembatan, ?rumah, pagar dan lain sebagainya, padahal Indonesia kaya akan bambu," kata pendiri Banten Creative Community, Mukoddas Syuhada, dalam siaran pers Wisata Edukasi Bambu, Senin (16/6/2014).
Wisata edukasi Bambu, lanjut Mukoddas, meliputi workshop dan pelatihan, dan penanaman pohon. Hadir pada kegiatan ini antara lain mahasiswa asing asal Perancis, Vietnam, Jerman, Pakistan, Meksiko, serta Thailand? untuk belajar mengenai bambu.
Sebagai bukti ttg kekuatan bambu yangsetara besi, Mukoddas memperlihatkan, dua unit sepeda terbuat dari bambu yang ternyata aman, nyaman, dan menyenangkan untuk dikendarai meskipun harus melalu jalur ekstrim. Melalui wadah komunitas ini, masyarakat wajib memberi pendidikan tentang pentingnya memanfaatkan kearifan lokal di suatu daerah, yakni bambu agar dapat bermanfaat bagi masyarakat setempat?.
"Seperti jembatan gantung di Lebak yang menggunakan kerangka besi, mengapa tidak menggunakan bambu yang banyak terdapat di daerah tersebut. Beberapa negara Eropa saat ini justru menggunakan bambu sebagai kerangka jembatan, bahkan mampu dilewati kendaraan roda empat," ujar Mukoddas.
Dia menambahkan, bambu yang direndam secara alami justru semakin kuat bahkan tidak bisa dipotong dengan gergaji biasanya sehingga seharusnya dapat dipergunakan untuk konstruksi jembatan.
Sayangnya, kendati bambu di Indonesia berlimpah, pemanfaatannya justru jauh tertinggal dibandingkan sejumlah negara yang tidak memiliki banyak bambu.
"Hal ini karena masih ada anggapan bambu sebagai simbol kemiskinan. Misalnya, rumah yang menggunakan bilik anyaman bambu dianggap semi permanen," kata Mukoddas.
Mukoddas mengatakan, Indonesia memiliki 12 persen koleksi bambu dunia. Dengan demikian, bambu dapat dimanfaatkan sebagai bagian dari sektor konstruksi, mulai jembatan penyeberangan orang, gerbang tol, atau hunian. Bahkan, hasil penelitian Pusat Penelitian dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman Kementerian Pekerjaan Umum di Bandung menunjukkan bahwa bambu dapat berfungsi sebagai tulang beton sehingga lebih terjangkau.
Ramah lingkungan
Kepala Pusat Litbang Permukiman, Balitbang, Kementerian PU Anita Firmanti, kepada Kompas.comdi Bandung, Selasa (9/4/2013), pernah mengatakan bahwa seharusnya penduduk di wilayah rentan gempa mencari bahan yang agak ringan. Misalnya di Jepang, 60 sampai 70 persen rumah satu lantai itu menggunakan kayu yang sebagiannya berasal dari Indonesia.
"Kita sendiri malah merasa, rumah kayu itu temporary,kurang bagus. Padahal kendalanya psikologis, dan itu ada di masyarakat," kata Anita.
Selain itu, Anita juga menemukan kecenderungan lain bahwa orang Indonesia silau dengan apa yang dibawa orang lain. Misalnya, orang Barat mengembangkan kawasan wisata. Tak sedikit masyarakat terkagum-kagum melihat orang asing membangun di Bali.
"Mereka melihat bagusnya konstruksi bangunan dari bambu, kemudian mereka kirim ke Amerika. Setelah itu, baru orang Indonesia kaya yang ingin ikut. Padahal, kami ini di Puskim terus berusaha menekan biayanya supaya bisa terjangkau oleh masyarakat. Nah, ini tantangan lagi, bahwa secara sosial kita juga memang harus didik masyarakat," ucap Anita.
Sementara itu, menurut Mukoddas, penggunaan bambu dalam konstruksi sangat ramah lingkungan karena berasal dari alam dibandingkan menggunakan bahan logam, besi, kawat, fiber, atau bahkan plastik yang sering dipergunakan pada bahan bangunan.
Dia mengatakan, komunitasnya saat ini mulai memproduksi sepeda bambu dalam arti frame(kerangka) sepeda terbuat dari bambu, sedangkan lainnya tetap menggunakan komponen sepeda. Bahkan, untuk framebambu tersebut ia berani memberikan jaminan kuat. Dalam waktu dekat, lanjut dia, hasil karyanya dari bambu itu akan dipresentasikan di Norwegia dalam waktu dekat.
"Bambu ini tanaman yang mengikat air, daunnya rimbun dapat menahan air hujan sedangkan akar dan batangnya dapat menyimpan air, sehingga halaman rumah yang memiliki bambu biasanya sumurnya tidak pernah kesulitan air," ujarnya.
Dengan demikian, lanjut Mukoddas, bambu dapat dipergunakan untuk menghindarkan erosi di bantaran sungai. Dibandingkan harus menggunakan beton, bambu dapat menjadi terucuk alami karena akarnya akan menghujam ke dalam tanah.
Mukoddas mengatakan, visinya hingga 2025 adalah masyarakat semakin bangga akan bambu Indonesia, yakni dengan memiliki 32.000 hektar tanaman bambu yang dapat dimanfaatkan sebagai sandang, pangan, dan papan. Jepang, kata Mukoddas, saat ini telah memiliki produk kain menggunakan serat bambu yang ternyata jauh lebih kuat dibandingkan bahan katun serta lebih nyaman dipergunakan."Selain mudah dipelihara dan gampang tumbuh, bambu juga menghasilkan oksigen 35 persen lebih besar dibanding tanaman lain, dan menyerap karbondioksida lebih ?banyak, serta mampu menyerap bau," ujarnya.
Sumber: properti.kompas.com