iDEAonline - Balai Pengkajian Teknologi Pertanian saat ini serius menggarap pertanian vertikal yang tujuannya untuk menciptakan ketahanan pangan bagi masyarakat dengan lahan terbatas. Utamanya tanaman sayuran yang menanamnya mudah dan masa panennya cepat.
Meski membeli sayuran lebih praktis, namun dari sisi kesehatan masih dipertanyakan. Kita tidak tahu bagaimana pengelolaan tanaman sayuran itu. Begitu juga dengan lahan tempat tanaman sayuran itu ditanam.
Perawatan yang tak higienis atau pemupukan menggunakan pupuk kimia menjadikan sayuran yang kita konsumsi sebenarnya tidak bagus dari sisi kesehatan. Bisa saja tanaman itu menyerap racun atau bakteri dan pada akhirnya kita konsumsi.
Lain halnya jika kita menanam sendiri. Tentu kita bisa mengatur sendiri dari soal tanah sampai pemupukannya. Sudah siap?
Siapkan media tanamnya berupa tanah dan campuran sekam, sabut kelapa, dan kompos.
Tempatkan media tanam di "lahan" yang sudah kita siapkan. Bisa berupa talang bertumpuk, bambu horisontal atau vertikal, atau pipa paralon vertikal. Lahan tadi sudah diberi lubang atau saluran air sehingga air dari penyiraman tidak menggenang.
Masukkan benih ke lahan tadi.
Berhubung lahan terbatas, maka benih yang dipilih harus berakar pendek dan tak berkayu. Beberapa tanaman yang bisa dipilih misalnya bayam (masa tanam 18 - 25 hari), kangkung (masa tanam 18 - 25 hari), sawi hijau atau caisim (masa tanam 30 - 40 hari), selada (masa tanam 30 - 40 hari), dan kemangi (masa tanam 15 - 21 hari).
Selamat bercocok tanam!