iDEAonline – Masalah yang sering dialami pemilik rumah adalah tergenangnya air di halaman seusai turun hujan. Inilah yang dirasakan Andoko, pemilik rumah di kawasan Cibubur.
Andoko menuturkan, di daerah perumahan tersebut hujan selama 1 hingga 2 jam saja sudah mampu menciptakan banjir di jalan depan rumahnya.
Kurangnya area resapan menjadi salah satu faktor penyababnya. Wajar saja, karena hampir semua kawasan perumahan telah menggunakan lahan yang ada untuk dibangun, dengan menyisakan hanya sedikit bagian sebagai area resapan.
Lahan rumah Andoko yang permukaannya terbilang rendah ini menjadi daerah perlintasan air saat hujan turun dalam debit besar.
Saluran air yang tersedia di tepi jalan sudah tidak mampu mengalirkan debit air yang terkumpul banyak dalam waktu singkat.
Limpahan air yang cukup banyak, pada akhirnya hanya menggenang dan terbuang sia-sia.
Kondisi ini lantas mendorong Andoko untuk melakukan penanganan, karena bagaimanapun juga mereka ikut dirugikan tiap kali banjir muncul.
Untuk itu, Andoko membeli lahan seluas 330 m² yang berada tepat di sebelah rumahnya.
Di lahan itu, Andoko tidak mendirikan bangunan, melainkan mengeruk tanahnya hingga membentuk cekungan besar, dengan garis-garis parit yang berundak-undak.
Tujuan utama dibuatnya cekungan ini adalah sebagai wadah penampung air yang menggenang di jalan depan rumah mereka.
Garis-garis parit dibuat sedemikian rumah untuk mempermudah air berkumpul di cekungan. Dengan demikian, jalan di depan rumah pun tak akan tergenang banjir.
Selain itu, dengan berkumpulnya air di cekungan lahan, diharapkan air dapat terserap dengan baik. Andoko menuturkan, hanya dibutuhkan kurang dari 1 jam, air yang memenuhi cekungan dapat terserap habis oleh tanah.
Dengan penyerapan tersebut, cadangan air tanah pun bertambah. Bisa dibilang, air yang selama ini digunakan keluarga Andoko lewat pompa air “dikembalikan” dengan masuknya air hujan ke tanah lewat cekungan.
Patut ditiru nih idenya!
Properti: Andoko Aribowo & Sherly Novita