iDEAonline - Anak selalu butuh media untuk menyalurkan kreativitasnya. Tapi sayangnya, banyak orang tua yang tidak peka dengan kondisi ini. Akibatnya, si anak mencoret-coret dinding di seluruh rumah atau bermain di ruang tamu. Ujung-ujungnya, dinding rumah penuh “lukisan” atau Anda jadi repot membereskan peralatan bermainnya yang berserakan di seantero rumah.
Agar tak terjadi hal seperti ini, Anda harus menyediakan ruang khusus untuk si kecil bermain. Dengan ruang bermain ini, orangtua dapat mengajarkan anak untuk tahu batas teritorinya sehingga ia tidak mengotori ruang lain.
Bila lahan Anda tidak cukup, gunakan saja lahan seadanya untuknya bermain. Batasi dengan perbedaan lantai atau permainan warna dinding. Maya Aachenita, desainer interior dari Art Design, mengungkapkan tidak ada patokan khusus berapa ukuran ruang yang harus disediakan untuk ruang bermain ini.
Satu hal yang pasti, orang tua harus mengusahakan agar aktivitas anak bisa optimal tanpa dihalangi keterbatasan ruang yang dimiliki. Ruang bermain pun harus dapat merangsang kreativitas dan imajinasi anak. Bagaimana caranya? Maya Aachenita membagi tipnya untuk Anda.
1. Sesuaikan dengan Karakter Anak
Anak akan merasa bahwa ruang bermain itu adalah miliknya ketika mereka dapat menuangkan kepribadiannya ke dalam ruangan tersebut. Tidak ada salahnya mendiskusikan keinginan si kecil, sehingga Anda bisa menentukan desain yang cocok untuk mereka. Tidk perlu terlalu mengikuti pakem desain, karena yang harus diperhatikan adalah bagaimana caranya agar imajinasi anak terus berkembang.
2. Dinding Merangkap Kanvas
Anak kerap kali menggunakan dinding sebagai wadah untuk menuangkan kreatifitas mereka. Dalam dunia psikologi, perilaku anak tersebut terbilang wajar, malah orang tua tidak boleh melarang mereka untuk menyalurkan keinginannya. Beri ia sebuah dinding yang dapat ia corat-coret, dengan demikian ia memiliki kanvasnya sendiri. Oleh sebab itu, sebaiknya lengkapi dinding Anda dengan cat anti-noda.
3. Barang Elektronik Seperlunya Saja
Meletakkan barang elektronik seperti televisi atau komputer dianggap perlu bila si anak masih dalam pengawasan orang tua. Apabila orang tua masih mendampinginya, maka mereka akan mengatur jadwal waktu penggunaan yang ideal untuk si kecil. Namun, bila anak sudah kecanduan dengan barang elektronik tersebut, sebaiknya letakkan barang elektronik tersebut di ruang bersama, misalnya ruang keluarga.
4. Rak Lucu untuk Storage
Buatlah rak yang dapat menyimpan perlengkapan bermain dan belajar dengan ukuran yang mudah dijangkau oleh sang anak. Anda juga bisa membuatnya secaracustomyakni dengan berbagai model yang dapat merangsang daya imajinasinya, seperti rak berbentuk pohon, rumah, atau bentuk lingkaran.
TeksSelvia Martiani, Nia Irawan
Lokasi Kediaman Bani Sukmanandia – Tedi Goerdali, Bintaro Jaya, Tangerang Selatan
DesainerMaya Aachenita, Art Design