Dibalik Lensa Kamera 5 Arsitek Top Indonesia

Minggu, 24 Desember 2017 | 09:00
idea

Bidikan 5 Arsitek Top Indonesia

iDEAonline.co.idMemotret objek menjadi keasyikan tersendiri bagi para arsitek yang jago komposisi ini. Mengabadikan tempat-tempat yang dikunjungi menjadi sarana menyerap ide, wawasan, dan influence dari objek-objek yang mereka rekam melalui lensa-lensa mereka. Berikut pengalaman 5 arsitek top Indonesia dibalik lensa kamera.

Para arsitek itu tak melulu "bersenjata" kamera DSLR yang serius dan canggih, lengkap dengan lensa-lensanya yang beragam. Sekadar ponsel yang punya fasilitas built-in camera pun oke saja!

Andra Matin, Yori Antar, Raul Renanda, Ary Indra, Yu Sing. Lima arsitek ini berbagi rekaman perjalanan mereka melalui foto-foto yang mereka buat.

1. Andra Matin

dok. idea
“Kegairahan saya untuk mengambil objek satu dengan yang lain berbeda-beda. Tapi yang paling saya sukai adalah menemukan sesuatu yang lain dari yang sebelumnya sudah pernah saya lakukan. Justru favorit saya dalam memotret adalah mencari sesuatu yang belum pernah saya eksplor.” – Andra Matin.

2. Ary Indra

dok. idea
“Sebenarnya saya tidak maniak fotografi. Hanya kebetulan saja saya bisa motret. Buat saya, foto itu rekaman pribadi untuk disebarkan. Habis dilihat mata, direkam untuk ditunjukkan ke orang lain yang memerlukan. Kadang apa yang direkam di ingatan berbeda jauh dengan hasil fotonya, karena memang foto tidak pernah seindah warna aslinya.” – Ary Indra.

3. Raul Renanda

dok. idea
“Menikmati arsitektur bisa melalui dua cara, yaitu secara visual lewat fotografi dan secara benda (bangunan arsitektur)-nya sendiri. Arsitektur punya keindahan yang dapat direkam oleh fotografi. Dan fotografi yang baik bisa memberi nyawa, karena mata fotografi bisa memberi dimensi yang berbeda.” – Raul Renanda.

4. Yori Antar

dok. idea
“Saya kehilangan kamera sampai 2 kali, Nikon dengan lensa-lensa khusus untuk memotret arsitektur. Antara dongkol dan kesal, akhirnya saya mengganti total kamera saya dengan yang sama sekali berbeda, termasuk juga formatnya, yaitu panoramik Hasselblad Xpan dengan hasil foto kebanyakan hitam putih. Bagi saya foto hitam putih bisa lebih berwarna dari foto berwarna, dan lebih kuat menyampaikan pesan. Saya sering traveling dan membuat foto-foto yang bersifat seni dan dokumentasi. Tapi belakangan, lebih banyak membuat foto-foto dokumentasi karena bisa lebih banyak bercerita. Kamera yang awalnya ‘serius’ sekarang ‘turun pangkat’ jadi kamera handphone saja.” – Yori Antar.

5. Yu Sing

dok. idea
“Saya bukan termasuk arsitek yang hobi fotografi. Bagi saya, memotret hanya sebagai dokumentasi saja. Saya memotret objek apa saja yang menurut saya menarik. Terutama untuk mengingatkan kepada diri sendiri tentang banyak hal yang saya temui sehari-hari.” – Yu Sing.

Ternyata, tak hanya jago didepan meja gambar saja, dibalik kamera pun tetap oke! Setuju kan, iDEA Lovers?

Editor : iDEA