iDEAonline – Bisa dikatakan, bencana terdahsyat yang pernah melanda Indonesia adalah bencana alam tsunami pada tanggal 26 Desember 2004 lalu. Tsunami ini melanda wilayah Aceh dan menimbulkan kedukaan serta kerugian materi dan non-materi.
Untuk mengenang para korban bencana tsunami, dibangunlah museum Tsunami Aceh oleh pemerintah Republik Indonesia dengan dukungan berbagai pihak.
Berikut ini, fakta seputar museum Tsunami Aceh.
1. Dibuka untuk umum pada tahun 2009
Museum Tsunami Aceh dibuka untuk umum pada tahun 8 Mei 2009. Sebelumnya, bangunan diresmikan pada tanggal 27 Februari 2009 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
2. Memerlukan waktu 4 tahun
Untuk membangun museum ini, diperlukan waktu 4 tahun. Ya, 4 tahun ini dimulai dari sayembara desain museum pada tahun 2006 hingga dibuka untuk umum pada tahun 2009.
Pembangunan museum ini tidak hanya sebagai bangunan memorial saja. Lebih dari itu, museum Tsunami Aceh juga menjadi pusat penelitian, tempat edukasi, dan juga sebagai simbol kekuatan masyarakat Aceh dalam menghadapi bencana tsunami.
4. Arsitektur bergaya rumah panggung Aceh
Ide desain arsitektur museum Tsunami Aceh berasal dari rumah panggung Aceh. Lantai dasar bangunan 4 lantai ini memang dirancang mirip rumah tradisional Aceh. Dindingnya pun banyak memakai secondary skin dan dinding lengkungnya ditutupi oleh relief geometris.
Selain itu, desain museum Tsunami Aceh juga banyak memasukkan budaya Aceh dan nuansa keislaman.
5. Desain bangunan yang spesial
Ada beberapa desain museum Tsunami Aceh yang terasa “spesial”, yakni desain pintu masuk museum. Ya, desain pintu masuk museum berupa lorong sempit dan gelap agar membuat pengunjung merasakan apa yang dirasakan oleh korban dahulu.
Pada museum Tsunami Aceh terdapat satu ruang yang dinamakan sumur doa. Ruang tersebut hanya berisi nama-nama korban tsunami. Di sinilah pengunjung dapat merenungi mereka yang telah tiada hingga berdoa untuk para korban dan keselamatan agar terhindar dari bencana.
7. Mempunyai tampilan eksterior unik
Museum Tsunami Aceh ini juga mempunyai tampilan eksterior yang unik. Jika dilihat dari atas, desain bangunan ini memiliki bentuk seperti gelombang laut, sedangkan dari samping terlihat seperti kapal besar.
8. Memiliki fungsi lain
Tak hanya sebagai bangunan memorial, museum Tsunami Aceh memiliki fungsi lain, yaitu sebagai tempat pusat evakuasi jika sewaktu-waktu bencana tsunami terjadi lagi.
Bagian atap museum yang berbentuk datar dan lapang ini memang sengaja dirancang sebagai zona evakuasi.
Namun, jika tidak ada kepentingan mendesak, lantai atas ini tidak dibuka untuk umum karena mengingat faktor keselamatan dan keamanan pengunjung.
Museum ini terdiri dari 4 lantai dan memiliki fasilitas yang memadai, seperti ruang geologi, ruang perpustakaan, musala, dan area cenderamata.
Terdapat pula stimulasi elektronik, foto korban, kisah korban yang selamat, serta fasilitas edukasi mengenai gempa dan tsunami.
10. Didesain oleh Ridwan Kamil
Mengalahkan 68 arsitek dalam sayembara untuk membangun museum Tsunami Aceh, Ridwan Kamil keluar sebagai juara. Ialah yang mendesain bangunan museum Tsunami Aceh.
11. Proyek tersulit Ridwan Kamil
Ini juga menjadi proyek tersulit Ridwan Kamil. Tersulit di sini memiliki makna yang berbeda. Ridwan Kamil mengatakan bahwa proyek ini menjadi yang tersulit karena banyak mengeluarkan air mata saat mendesain karena teringat dengan bencana tsunami tersebut.
Sehingga, Ridwan Kamil berjanji akan menjadikan museum Tsunami Aceh tidak hanya menjadi bangunan memorial saja, tetapi juga sebagai tempat edukasi.
Memenangkan sayembara untuk membangun museum Tsunami Aceh, Ridwan Kamil mendapatkan hadiah sebesar Rp100 Juta.
13. Butuh dana Rp140 Milyar
Untuk membangun museum Tsunami Aceh, setidaknya menghabiskan dana Rp140 Milyar.
Wah, jadi tertarik mengunjunginya, ya!