Penulis Grace Eldora
iDEAonline – Budiman Ong, kerap disapa dengan nama Budiman atau Ong Cen Kuang, telah menekuni bidang seni dan desain sejak tahun 2008.
Karyanya beragam; mulai dari ornamen seni, furnitur, hingga karya yang menjadi ikonnya, yakni lampu hias.
Produknya yang unik dan berbeda dengan yang lain, membuat karya Budiman mendapat tempat di hati para Tumbuh besar di lingkungan Tionghoa Sumatera Utara dengan tradisi festival yang kental membuat Budiman banyak belajar teknik-teknik kerajinan tradisional.
Nama: Budiman Ong
Tempat, Tanggal lahir: Kisaran, Sumatra Utara, 23 November 1975
Pendidikan: BA (Hons) in Art &Design Gray’s School of Art Robert Gordon University, Scotland
Nama Perusahaan : Ong Cen Kuang
Alamat Perusahaan: Jl. Panji, NO 11B, Banjar Kwanjji, Kuta Utara, Bali, Indonesia
Website: www.ockdesigns.com
Pameran yang pernah diikuti:
• Maison et Objet Asia, Singapore 2014
• Maison et Objet Asia, Singapore 2015
• Maison et Objet, Paris 2015
• Maison et Objet, Paris 2016
Lepas dari pendidikan di luar negeri, ia mulai mengasah pengetahuan mengenai keunikan bahan-bahan material tersebut.
Tekniknya dikembangkan sendiri dan digabung dengan kecintaan Budiman terhadap desain modern.
“Produk kita itu perpaduan antara pemilihan bahan, teknik tradisional dari kebudayaan Asia, dan bentuk simpel yang menjadi ciri khas desain Skandinavia,” jelasnya.
Budiman mengklaim bahwa ia mengembangkan teknik ini sendiri, yang diperoleh dengan melakukan banyak eksperimen baik dari segi bentuk maupun material.
Sementara, prosesnya ia lakukan sendiri dengan teknik hand-cra? (buatan tangan) sehingga terasa lebih personal.
Menurutnya, membuat karya dengan tangan akan menambahkan unsur organik, sehingga tidak bisa digantikan oleh mesin.
Setelah yakin dengan karyanya, Budiman siap memproduksi produknya dengan membangun studio di Banjar Kwanji, Kuta Utara, Bali.
Budiman membimbing setiap artisan yang ia latih dengan menekankan pada satu pokok penting: mereka harus menyukai dan mencintai pekerjaan membuat kerajinan lampu hias terlebih dahulu.
Dengan begitu, mereka akan menghargai dan bangga akan pekerjaannya, sehingga karya yang dihasilkan akan bagus dengan sendirinya.
Budiman menyebut semua proses eksperimen pembuatan karyanya seperti sedang bermain dengan bahan. “I find inspiration in creating, questioning, and recreating,” ucapnya.
Menurutnya, bentuk dan desain muncul setelah mengenal bahan dan teknik yang digunakan.
Dengan demikian, hasil akhirnya akan menjadi sesuatu yang tidak terduga dan menarik.
Mengenai perancang dan pengrajin lokal, Budiman berpendapat bahwa ada Kondisi Indonesia yang rentan debu, misalnya.
Koleksinya yang bertajuk “Alur” dibuat memungkinkan untuk dicuci menggunakan mesin sementara koleksi bertajuk “Bulat” mudah dicuci hanya dengan menggunakan tangan.
Nilai lebih inilah yang memungkinkan visi seorang desainer bisa dikembangkan dengan mudah. Sebagian besar klien Ong Cen Kuang bertempat di Bali.
Namun, karya Budiman lewat studio ini telah tersebar hingga negara-negara Asia, Eropa, dan Amerika.
Hingga saat ini, Swiss, Perancis, Tiongkok, Amerika Serikat, Maurisius, Madagaskar, Malaysia, dan Singapura merupakan negara-negara tujuan karyanya. Wah, keren ya!
Sukses terus untuk Budiman Ong.