Penulis Sara Agustriana
Foto Ditho Sitompoel, Fostive Visual
iDEAonline – Masih banyak yang beranggapan jika pria adalah sosok yang lebih suka sesuatu yang tak menyulitkan (ribet).
Mereka dianggap terlalu cuek, tak hanya kepada dirinya sendiri melainkan juga dalam hal desain tempat tinggalnya. Apalagi bagi mereka para pria lajang.
Asumsi masyarakat, rumah pria lajang pasti berantakan dan tidak memiliki konsep desain.
Namun, tidak untuk apartemen satu ini.
Pemilik apartemen ini menginginkan sebuah hunian yang memang diperuntukkan untuk dirinya sendiri. Setiap ruang harus menggambarkan karakter dia.
Demikian diutarakan oleh Agatha dan Chrisye, desainer interior apartemen ini.
Untuk itu, desainer dari Bitte Design Studio ini mengaku perlu mengenali dan menggali karakter si pemilik apartemen untuk dapat mendesain ruang yang cocok dengan karakternya.
Dari hasil pendekatan, terpilihlah hunian dengan konsep maskulin yang hangat dengan gaya midcentury. “Tema tersebut diperoleh dari hasil diskusi dengan klien.
Bagi kami, dalam mendesain suatu hunian, aspek utama yang kami kedepankan adalah kenyamanan pengguna,” jelas Chrisye.
Konsep maskulin yang hangat dengan gaya midcentury diterjemahkan oleh desainer dengan penggunaan material yang didominasi oleh kayu.
Terutama area tengah –ruang makan dan ruang keluarga—dipertegas dengan menggunakan panel kayu yang membungkus dinding dan plafon sehingga menyerupai sebuah boks kayu.
Namun, penerapan ini tak berlaku di seluruh ruang.
Dapur dan kamar tidur didesain dengan dinding putih dan plafon gypsum.
Kontras antara material kayu dengan cat tembok putih di area dapur dan ruang tidur juga memberi kehangatan tersendiri untuk desain hunian.