Editor Fransisca Wungu
iDEAonline- Radiasi panas matahari yang terdiri atas ultraviolet, cahaya tampak, dan inframerah masuk ke dalam rumah melalui kaca-kaca jendela. Semakin banyak kaca, semakin banyak pula panas yang diantarkan. Itulah mengapa, di rumah berkaca, panas makin terasa.
Nah, radiasi panas ini harus dikurangi. Sebab, bila jumlah paparan terlalu banyak, keberadaannya dapat memunculkan dampak buruk. Misalnya, mata letih, katarak, kanker kulit, penuaan dini, dan pemudaran warna furnitur atau karpet. Belum lagi, peningkatan suhu dalam rumah yang diakibatkan oleh sinar inframerah.
Salah satu solusi yang dapat kita lakukan untuk mengurangi panas di kamar adalah dengan memasang kaca film.
Di Indonesia, kaca film banyak dimanfaatkan di bidang otomotif. Namun sejatinya, material ini dapat digunakan untuk hunian karena ide produksi kaca film pada awalnya memang untuk bangunan. Lapisan ini dipasang di kaca bagian dalam atau yang menghadap ke rumah. Tingkat kegelapannya pun bermacam-macam. Anda dapat memilihnya sesuai kebutuhan.
Sifat kaca film adalah memantulkan panas. Jadi, panas matahari yang datang menuju kaca dipantulkan kembali ke alam. Kaca film yang baik sama sekali tidak menyerap panas. Sebab, bila lapisan ini menyerap panas, ada risiko kaca akan retak dan panas tetap dapat masuk ke rumah.
Kaca film mereduksi panas inframerah dan ultraviolet secara maksimal, tetapi tetap mempertahankan keberadaan cahaya tampak. Sehingga, cahaya masih dapat masuk, tetapi tidak demikian dengan panas.
Kelebihan kaca film daripada material lainnya seperti tirai adalah material ini dapat mengurangi panas di kamar. Suhu dalam ruangan turun dan hawa pun terasa lebih sejuk. Penggunaan AC jadi berkurang, begitu juga dengan pemakaian listrik. Kaca film juga mampu mencegah pemudaran warna pada furnitur. Keamanan rumah pun lebih terjaga karena kaca film dengan kegelapan tinggi akan menghalangi pandangan orang dari luar.
Jadi, banyak juga keuntungan memasang kaca film , selain dapat mengurangi panas di kamar.