iDEAonline - Dalam kepercayaan masyarakat Bali, bangunan arsitektur tradisional Bali memang mempunyai konsep yang mengaitkan antara hubungan manusia dengan alam. Bahkan, terdapat dewa para arsitek yang ditugaskan turun ke bumi untuk mengajarkan masyarakat Bali bagaimana membangun rumah dan lingkungan, yaitu Bhagawan Wiswakarma.
Baca juga: 5 Fakta Menarik tentang Honai, Rumah Tradisonal Papua yang Perlu Kamu Ketahui
Secara filosofis, hubungan manusia dan alam dapat disebut dengan Bhuwana agung, di mana terdapat tiga unsur di dalamnya, yaitu Atma, Satria, dan Tri Kaya.
Atma atau tempat suci di dalam suatu rumah kerap disebut sebagai bagian yang utama, dan dianggap sebagai bagian kepala dalam anggota tubuh. Atma biasanya berupa tempat persembahyangan atau pemerajan di rumah-rumah Bali.
Sedangkan sarira adalah perwujudan bagian badan dari tubuh. Dalam bentuk bangunan, sarira adalah pekarangan rumah tradisional Bali.
Baca juga: Lagi Hits di Bali, Yuk Intip Interior Kim Soo Bergaya Eklektik Yunani
Sementara bagian belakang rumah Bali sering disebut sebagai Nista Mandala, dan penghuninya dianggap sebagai Tri Kaya.
Hingga kini, rumah-rumah tradisional Bali masih mempertahankan kearifan lokalnya loh, iDEALovers! Salah satunya adalah dengan tidak mengizinkan bangunan yang tingginya melebihi pohon kelapa.
Tertarik untuk mencoba arsitektur Bali beserta makna filosofis di dalamnya?
Bac juga: Seluas 450 Meter Persegi, Inilah Potret Lahan yang Akan Dibangun Ivan Gunawan di Bali