iDEAonline - Kampanye hidup lebih "hijau" dan dekat dengan alam senantiasa digalakkan di segala bidang, tak terkecuali bidang arsitektur. Fakta menyebutkan bahwa bangunan menghabiskan begitu banyak energi bumi, seperti air, listrik, hingga bahan-bahan mentah. Hal ini mendorong para arsitek untuk mengembangkan konsep green architecture (arsitektur hijau).
Arsitektur hijau adalah konsep arsitektur yang berusaha meminimalkan pengaruh buruk terhadap lingkungan alam maupun manusia dan menghasilkan tempat hidup yang lebih baik dan sehat. Hal ini dilakukan dengan cara memanfaatkan sumber energi dan sumber daya alam secara efisien dan optimal.
Baca juga: Secantik Pemiliknya, Ini Dia Dapur Serba Putih nan Stylish Milik Ririn Ekawati
Cari Inspirasi Kamar Anak? Intip Kamar dengan Suasana Angkasa Ini Yuk!
Ada beberapa poin penting dalam arsitektur hijau. Pertama, pengoperasian bangunan harus mampu meminimalkan bahan bakar atau tenaga listik. Desain bangunan juga harus disesuaikan berdasarkan iklim yang berlaku di lokasi tapak kita dan sumber energi yang ada.
Pastikan juga kita bisa mengoptimalkan kebutuhan sumber daya alam terbarukan dan penggunaan material bangunan yang tidak berbahaya bagi ekosistem dan sumber daya alam.
Baca juga:
Mau Ciptakan Ruang Romantis di Rumah? Tengok Yuk Inspirasinya!
Didedikasikan Untuk Sang Anak, Begini Isi Rumah Rapper Wiz Khalifa
Pembangunan juga diharapkan tidak berdampak negatif bagi kesehatan dan kenyamanan penghuni bangunan dan hasilnya tidak merusak kondisi tapak aslinya.
Terakhir, pastikan untuk memerhatikan semua pengguna bangunan dan memenuhi semua kebutuhannya.
Istilah arsitektur hijau kemudian berkembang ke berbagai istilah penting seperti pembangunan yang berkelanjutan atau yang dikenal dengan sustainable development . Istilah ini dipopulerkan pada tahun 1987 oleh Perdana Menteri norwegia, Bruntland.
Baca juga:
Basmi Rayap dengan Pengumpan Sentricon yang Dilengkapi dengan Tisu
Ingin Membuat Home Library? Yuk Perhatikan Beberapa Faktor Berikut!