Korban Gempa Lombok Meninggal Tertimpa Reruntuhan, Kurangi Resikonya Dengan Material Ini

Senin, 06 Agustus 2018 | 10:58
Agoda

Bangunan villa di Bali ini menggunakan bambu yang kekuatannya hampir sama dengan baja tulangan beton.

Ideaonline - Menurut update terakhir dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD) Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Senin (6/8/2018) pukul 04.00 Wita, jumlah korban meninggal dunia akibat gempa bumi di Lombok berjumlah 82 orang.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, sebagian besar korban meninggal dari gempa bumi Lombok akibat tertimpa bangunan yang roboh.

Bangunan dari bahan solid seperti bata dan beton menjadi berbahaya ketika terjadi keruntuhan akibat gempa.

Salah satu bahan yang aman dipakai struktur tahan gempa adalah bambu.

Keberadaan bambu di Indonesia seperti buah simalakama.

Rendahnya permintaan konsumen menyebabkan kalangan arsitek atau industri tidak mengembangkannya.

Baca juga : Ini Dia Tempat Tidur Tahan Gempa Dari Jepang

Akibat tidak ada pengembangan, maka bambu jadi tidak menarik sehingga masyarakat tidak menyukainya.

Akhirnya bambu sebagai material lokal posisinya semakin terpinggirkan.

Hal ini tentu menyedihkan, mengingat persediaan bambu di Indonesia sangat berlimpah, tetapi masih belum optimal memanfaatkannya.

Dari berbagai penelitian, struktur bambu terbukti memiliki banyak keunggulan.

Seratnya yang liat dan elastis sangat baik dalam menahan beban (baik beban tekan/tarik, geser, maupun tekuk).

Baca juga : Smartruss Teknologi Tahan Gempa

Fakultas Kehutanan IPB mengungkapkan fakta bahwa kuat tekan bambu (yang berkualitas) sama dengan kayu, bahkan kuat tariknya lebih baik daripada kayu.

Bahkan, dengan kekuatan seperti ini, jenis bambu tertentu bisa menggantikan baja sebagai tulangan beton.

Gempa Eko Prawoto—salah satu arsitek yang mengembangkan konstruksi bambu—menyatakan bahwa sebagai pemilih rumah tak perlu ragu untuk memakai material bambu sebagai struktur bangunan.

Proyek bermaterial bambu yang baru selesai dikerjakan Eko Prawoto adalah bangunan Community Learning Center, sebuah pusat studi di Cilacap, Jawa Tengah.

Struktur bangunan ini seluruhnya terbuat dari 3 jenis bambu, yakni bambu petung/betung, bambu legi, dan bambu tali/apus.

Baca juga : Negara Ini Bangun Rumah Tahan Gempa Dari Limbah Botol Plastik Lho!

Ketiga jenis ini digunakan untuk keperluan berbeda.

Untuk kolom utama, misalnya, ia menggunakan jenis betung berdiameter 16 cm.

Proyek bambu lain yang ia rancang adalah bangunan—juga berkonstruksi bambu—di Timor Leste.

Pada konstruksi bambu rancangannya, Eko Prawoto menggunakan baut 12 mm dan ijuk untuk menyambung antarbambu.

Sambungan dengan baut ini terlihat rapi dan bersih sehingga konstruksi bambu terlihat lebih bagus (Eko memang membiarkannya terekspos).

Untuk memasang bautnya, bambu dibor terlebih dahulu, kemudian baut dimasukkan ke bambu dan diberi mur.

Baca juga : Mau Material Bambu Kuat Dan Tahan Rayap? Jangan Lewatkan Tips Ini!

Eko Prawoto lalu memberi tip, “Pasang murnya jangan terlalu keras supaya bambu tidak pecah.”

Berbeda dengan kayu, adanya rongga pada bambu membuatnya harus diperlakukan khusus agar tidak mudah pecah.

Sambungan dengan baut menciptakan konstruksi yang tidak kaku sehingga tahan terhadap gempa (karena konstruksi akan bergerak mengikuti arah getar gempa).

Ini masih ditambah lagi dengan bobotnya yang ringan sehingga berat keseluruhan struktur tidaklah besar.

Ini merupakan kelebihan lain dari konstruksi bambu.

Baca juga :Tertarik Menggunakan Materail Alam di Pagar? Bambu Bisa Jadi Jawabannya!

Hal serupa juga dilakukan Jatnika, seorang perajin bambu (produsen rumah bambu Jawa Barat).

Dalam membangun rumah bambu, ia menerapkan sambungan yang tidak kaku, yakni memakai kombinasi paku/pasak bambu yang diikat ijuk.

Dengan teknik pengikatan tertentu, ijuk sangat baik untuk mengikat sambungan struktur bambu.

Eko Prawoto juga memakai ijuk pada beberapa bagian sambungan.

Ia mengatakan, ikatan ijuk bagus dalam menahan beban ke samping.

Selain ijuk, Jatnika juga menggunakan rotan sebagai pengikat sambungan.

Baca juga : 10 Desain Bambu Terbaik Tahun 2013

Namun, karena tidak sekuat ijuk, maka ikatan rotan hanya dipakai di interior.

Karena ringan, konstruksi bambu cukup menggunakan pondasi setempat/umpak (tanpa sloof) dari batu bata atau beton.

Untuk menghindari pelapukan, bagian bawah struktur bambu tidak boleh bersentuhan langsung dengan tanah.

Oleh karena itu, bagian bawah struktur bambu perlu diberi landasan, seperti beton.

Bila ingin menggunakan lantai dari bambu, maka permukaan lantainya harus ditinggikan (minimal 40-50 cm dari tanah) oleh sebab itu biasanya bangunan seperti ini berupa konstruksi panggung. (*)

Baca juga : 6 Penataan Taman Menurut Fengshui. Pagar Bambu Bagus Lho!

Editor : Alfa