Dibalik Cerita Bangunan Adat Kampung Naga, Rumah Tradisional Sunda Tahan Gempa

Jumat, 10 Agustus 2018 | 10:05
tribunnews.com

Rumah Adat Kampung Naga

IDEAonline - Menyadari tinggal di wilayah yang rawan gempa, nenek moyang bangsa Indonesia ternyata sudah memikirkan teknologi rumah tahan gempa.

Mereka mewujudkannya dalam bentuk rumah tradisional yang mereka tinggali sehari-hari.

Salah satu rumah tradisional tahan gempa adalah rumah adat Kampung Naga.

Rumah adat Kampung Naga merupakan rumah tradisional Sunda yang berada di Kampung Naga, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.

Ini Nusantara Kita

Rumah Adat Kampung Naga

Dirangkum dari Mengenal Rumah Panggung Kampung Naga dan Arsitektur Minka Gassho Zukuri, rumah adat Kampung Naga terdiri dari terdiri tiga bagian, agian muka, tengah, dan belakang.

Tri Kusuma
Tri Kusuma

Denah Rumah Adat Kampung Naga

Bagian depan berupa teras disebut golodog, fungsinya untuk menerima tamu.

Bagian tengah adalah ruangan besar tempat keluarga serta tamu berkumpul.

Di sebelahnya terdapat kamar tidur.

Dapur dan goah (tempat penyimpanan beras) terletak di bagian depan berdampingan dengan ruang tamu.

Ukuran bangunan rumah adat Kampung Naga relatif kecil yakni hanya 5 meter x 8 meter.

BACA JUGA:Ternyata Aristektur Asli Indonesia Tahan Terhadap Gempa, Yuk Lihat Contohnya

Kompas.com

Rumah Adat Kampung Naga

Rumah adat Kampung Naga tidak memiliki daun pintu di dua arah berlawanan, karena menurut kepercayaan, rizki dapat masuk dari pintu depan tetapi akan keluar lagi melalui pintu belakang.

Bahan untuk membuat rumah adat Kampung Naga terdiri dari kayu dan bambu.

Untuk atap, bahan yang digunakan adalah daun eurih dan daun tepus yang ditutupi oleh ijuk.

Kompas.com

atap injuk

Bahan ini memungkinkan pergantian udara ke dalam rumah melalui atap.

Selain kedap air, atap juga menjaga kehangatan rumah saat malam hari.

Lantai rumah terbuat palupuh atau bambu yang disamak, dibuka dan diratakan, kemudian disusun memanjang di atas rangka panggung.

Sedangkan dinding rumah terbuat dari anyaman bambu dengan pola anyam kepang.

BACA JUGA:Rumoh Aceh, Rumah Tahan Gempa Warisan Nenek Moyang. Simak Fakta Menariknya Yuk!

Dinding rumah tidak boleh dicat, kecuali dikapur atau dimeni.

Fondasi rumah berbentuk umpak yang menggunakan batu papas yang dipasang berdiri secara vertikal.

Tiang kayu rumah berupa kayu balok atau kolom yang terbuat dari kayu albasia.

Ricky Fernando

Rumah Adat Kampung Naga

Struktur tiang dan fondasi umpak membuat rumah adat Kampung Naga adaptif terhadap gempa dan kontur tanah.

Fondasi rumah yang berbentuk umpak berguna untuk mencegah tiang kayu dari pelapukan jika terkena kelembaban tanah.

Diary Arsitek

Fondasi Rumah Adat Kampung Naga

Hampir seluruh bagian bangunan menggunakan material alam yang ringan dan elastis sehingga bangunan tidak dibebani oleh beban yang berat, dan ketika terjadi gempa bangunan tidak akan runtuh.

Kompas.com/Silvita Agmasari
Kompas.com/Silvita Agmasari

Rumah-rumah di Kampung Naga yang seragam.

Masyarakat Kampung Naga merasa aman di dalam rumah pada saat gempa bumi.

Jika terjadi gempa dan sedang berada di luar rumah, mereka cepat-cepat masuk rumah karena dirasa lebih aman daripada di luar rumah. (*)

Editor : Alfa

Baca Lainnya