iDEAonline - Ketika anak Anda masih bayi, mungkin kamu tak akan mengalami kesulitan untuk tidur karena rasa takut gelap di malam hari.
Hal ini disebabkan karena kamu selalu menjaganya disetiap malam, sehingga mereka tidak akan merasa takut saat siang atau malam hari.
Namun, ketika anak-anak mulai beranjak balita, pasti akan ada saatnya untuk mengajarkan mereka untuk berani tidur di kamarnya sendiri.
Ketika tiba waktunya untuk tidur sendiri, balita cenderung akan mengalami kesulitan untuk tidur sendiri di malam hari.
Tak jarang waktu tidur malam menjadi sangat menakutkan untuk mereka.
Baca juga : Curi Ide Dekorasinya, Ini Dia 5 Inspirasi Kamar Anak Artis yang Cute
Menurut Ratih Zulhaqqi, psikolog anak dan remaja, seorang anak sudah bisa tidur sendiri di kamarnya sejak usia 3 tahun, walaupun usia ini masih masuk kategori pra sekolah.
Di usia 3 tahun, seorang anak sudah dapat berkomunikasi dengan baik, sehingga orangtua tidak perlu khawatir anaknya tidur terpisah.Ratih menjelaskan bahwa bagi seorang anak, memiliki kamar tidur sendiri berarti melatih anak untuk lebih mandiri, percaya diri, juga memberikan privasi dan teritori pribadi bagi anak.
"Dengan memiliki kamarnya sendiri, seorang anak dapat dilatih bertanggung jawab merawat dan merapikan barang-barangnya," tambah Ratih.
Baca juga : Makin Banyak Warna Makin Baik. Yuk Terapkan Tema Rainbow di Kamar Anak
Bagi banyak keluarga, ketika si buah hati harus berpisah kamar dari orangtuanya seringkali menciptakan drama tersendiri.
Banyak yang kemudian terjadi, kamar anak sudah tersedia, tetapi tidak ditempati.
Anak masih tidur bersama dengan orangtuannya.Menurut Ratih Zulhaqqi, psikolog anak dan remaja, ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar proses anak menempati kamar sendiri ini berjalan mulus.
Ini tipsnya.
1. Sebaiknya proses pindah kamar dilakukan bertahap
Misalnya, saat awal orangtua menemani anak tidur di kamar anak.
Sampai si kecil merasa terbiasa dan nyaman di kamar barunya, barulah ia tidur sendiri.
Baca juga : Agar Kamar Anak Menjadi Nyaman, Intip Tips Pencahayaannya Yuk!
2. Orangtua jangan berlebihan menanggapi soal pisah kamar
Seringkali, reaksi orangtualah yang justru memancing anak berpikir bahwa pisah kamar adalah sesuatu yang menakutkan.
Tanamkan bahwa ini peristiwa biasa yang harus dilalui anak.Bersabar dan konsisten melalui proses ini.
3. Jangan berikan pilihan
Jangan memberikan celah untuk memberikan tawaran bahwa anak tetap dapat tidur di kamar orangtuanya.
Dalam sebulan, umumnya anak sudah dapat tidur dengan nyaman di kamarnya sendiri. (*)
Baca juga : Kamar Anak Laki-laki Berwarna-warni di Rumah Cantik @mamia_cania