IDEAonline-Indonesia ternyata memiliki lebih dari satu istana kepresidenan.
Tidak hanya di Jakarta, namun istana kepresidenan ini juga terdapat di beberapa kota lainnya seperti Bogor, Cipanas, Yogyakarta dan kota lainnya.
Khusus di Jakarta, terdapat Istana Negara dan Istana Merdeka.
Baca juga:Wajib Coba, 6 Bahan non Kimia Bersihkan Noda Membandel di Rumah
Menilik sejarah, Istana Negara dibangun pada 1796 pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Pieter Gerardus van Overstraten untuk kediaman pribadi seorang warga negara Belanda, J.A van Braam.
Kemudian pada tahun 1820, bangunan ini akhirnya disewa dan kemudian diambil alih oleh pemerintah Hindia Belanda.
Seteoah itu digunakan untuk pusat kegiatan pemerintahan dan kediaman Gubernur Jenderal Belanda.
Pada masa itu, Istana Negara disebut Hotel Gubernur Jenderal.
Baca juga:Resep Campuran 2 Bahan, Bersihkan Noda Membandel di Kamar Mandi
Bangunan ini memiliki gaya arsitektur Yunani kuno dan memiliki dua tingkat dengan total luas keseluruhannya mencapai 68.000 meter persegi.
Namun pada 1848 bagian atas dibongkar dan bagian depan lantai bawah direnovasi dibuat lebih besar untuk menambah kesan resmi.
Bentuk bangunan inilah yang akhirnya bertahan hingga kini.
Baca juga:6 Tips Pencahayaan di Kamar Tidur, Agar Tercipta Suansana Nyaman
Bangunan yang dikenal dengan nama Istana Rijswijk (namun resminyaHotel van den Gouverneur-Generaal) ini menjadi saksi beberapa kejadian bersejarah.
Salah satunya adalah ketika tanam paksa ditetapkan oleh Gubernur Jenderal Graaf van den Bosch.
Kini, Istana Negara berfungsi sebagai pusat kegiatan pemerintahan negara.
Misalnya pelantikan pejabat-pejabat tinggi negara, rapat kerja nasional atau tempat jamuan kenegaraan.
Sesuai dengan fungsinya yang resmi dan formal, istana ini memiliki suasana yang sangat resmi.
Baca juga:4 Tips Jitu Memilih Kitchen Set Biar Nggak Bingung Lagi
Pada bagian dalamnya terdapat dua cermin besar peninggalan pemerintah Belanda.
Di samping itu, Istana Negara juga memiliki hiasan dinding berupa lukisan-lukisan karya pelukis terkenal, seperti Basoeki Abdoellah. (*)