IDEAonline-Di Indonesia masih dapat menemukan bangunan peninggalan era kolonial Belanda.
Bahkan di Jakarta, gedung yang dibangun sebelum proklamasi Republik Indonesia mudah ditemukan di komplek kota tua Jakarta Barat.
Bangunan-bangunan itu masih kokoh berdiri walaupun telah berumur ratusan tahun.
Dengan gaya arsitektur Eropa, bangunan ini memiliki konstruksi kuat dan teknologi maju pada zamannya.
Saking kokohnya, kita bahkan bisa membandingkan dengan bangunan yang jauh lebih modern yang dibangun pada era sekarang.
Baca juga:Viral! Video Pencopotan Bendera Merah Putih Dicopot Petugas Apartemen, Ini Dia Penjelasannya
Dan terbukti, bangunan pada era sebelum proklamasi Republik Indonesia ini jauh lebih awet dan kokoh dari zaman ke zaman.
Berbeda dengan bangunan zaman sekarang yang terkesan tidak awet bahkan mudah roboh.
Jadi, apa alasan bangunan peninggalan kolonial Belanda sangat kokoh?
Simak ulasannya.
Baca juga:Pasang Bendera Merah Putih di Balkon, Petugas Apartemen Langsung Mencopotnya, Loh Kenapa?

:quality(100)/photo/2018/08/17/677064971.jpg)
Istana Negara
1. Menggunakan semen racikan arsitek Belanda
Kualitas semen yang digunakan untuk bangunan ini memiliki kualitas yang terbaik.
Mereka menggunakan semen merah dan gamping yang dicampur.
Batu bata merah yang digiling halus hingga menjadi serbuk kemudian diolah dengan batu kapur atau batu gamping sebagai bahan perekat bangunan.
Baca juga:Setinggi 2 Meter, Tanaman Ini Dapat Percantik Taman Bergaya Tropis
Teknologi mencampurkan semen merah dengan gamping sebagai perekat bangunan ini memang peninggalan Belanda.
Pada zaman sebelum proklamasi Republik Indonesia, Belanda menggunakan campuran ini untuk membuat berbagai bangunan seperti kantor, rumah, rumah sakit, fasilitas militer dan beragam bangunan lainnya.
2. Menggunakan batu yang terbaik
Bangunan pada zaman Belanda menggunakan batu dengan kualitas terbaik. Bangunan-bangunan ini menggunakan batu bata, bukan kayu atau bambu yang pada waktu itu merupakan bahan bangunan dengan harga murah.
Belanda menginginkan kualiats terbaik pada bangunan, maka mereka menggunakan batu walau dengan harga yang lebih mahal.
Baca juga:Wajib Coba, 6 Bahan non Kimia Bersihkan Noda Membandel di Rumah
Kualitas batu juga sangat diperhatikan, misalnya seperti batu pecah diperhatikan sangat detail.
Jika ada kotoran pada batu pecah yang digunakan, maka dicuci. Kalau kualitasnya tidak bagus, maka langsung dibuang.
3. Teknik merancang bangunan yang presisi
Dalam membangun sebuah bangunan, selain materialnya, para arsitek Belanda juga sangat memperhatikan tingkat detail dan presisi konstruksi.
Fungsi suatu bangunan juga sangat diperhatikan sehingga bisa menyiapkan rancangan sesuai dengan fungsi bangunan tersebut.
Sebagai contoh bendungan Katulampa yang ada di Bogor.
Bangunan ini dirancang oleh Ir. Van Breen pada 1912. Bangunan ini tidak hanya untuk mencegah banjir, tetapi juga saluran irigasi dan pemasok cadangan air.
Bendungan Katulampa
Baca juga:Tak Punya Taman Karena Lahan Terbatas, Manfaatkan Tembok Sebagai Penghijauan Saja!
4. Kedisiplinan dan kejujuran
Menghasilkan bangunan yang kokoh dan awet tentunya membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Mereka tidak peduli harus menyedot dana yang besar, asalkan bangunan yang dihasilkan kokoh.
Para arsitek Belanda juga sangat tekun demi menghasilkan bangunan dengan kualitas yang terbaik. (*)
Baca juga : Fakta-fakta Istana Negara, Bangunan Belanda dengan Bergaya Arsitektur Romawi Kuno