Mengenal Karsten, Perancang Modernisme Kota Semarang Zaman Kolonial

Minggu, 19 Agustus 2018 | 12:00
Kompas.com

Bagian dalam bangunan utama Stasiun Balapan di Solo

IDEAonline -Jika Schoemaker banyak merancang bangunan kolonial di Bandung, maka Karsten terkenal sebagai perancang gedung-gedung di Semarang.

Herman Thomas Karsten (1884-1945) adalah arsitek besar di awal abad ke-20.

Dari hasil karyanya lah ia sering disebut “Perancang Modernisme Semarang”.

Bahkan kota Lumpia ini juga juga kerap disebut sebagai kotanya Karsten sejak zaman kolonial.

Arsitektur rancangan Karsten memiliki ciri khas, yakni mengandung nilai kemanusiaan dan kepedulian terhadap lingkungan.

Baca Juga:Catat! 3 Trik Jitu Bersihkan Lantai Kayu Agar Tetap Tahan Lama

Dalam merancang setiap bangunan, Karsten juga selalu mempertimbangkan iklim tropis di Nusantara.

Tak hanya merancang bangunan, Karsten juga terlibat dalam perencanaan beberapa proyek pembangunan di berbagai kota, seperti Batavia, Pasar Johang Semarang, hingga Stasiun Solo Balapan.

Beberapa rancangan Karsten antara lain:

Pasar Johar

Kompas.com

Pasar Johar Semarang

Baca Juga:Mantan Suami Jual Rumah, Maia Estianty Pamer Properti Mewah di Paris

Desain Pasar Johar dinilai sempurna karena struktur bangunannya yang masih baik hingga saat ini.

Sebelum membangun pasar Johar, Karsten membangun Pasar Gedhe di Solo dan Pasar Rndusari.

Bangunan pasar ini dinilai luar biasa karena Karsten mampu memadukan penyinaran matahari, perilaku pengguna pasar, interaksi masyarakat dan kehidupan hewan.

Pasar Johar dirancang sebagai bangunan dua tingkat dengan struktur cendawan, khas bangunan Eropa.

Baca Juga:Ini Dia Kelebihan Properti Syariah yang Menyasar Pekerja Informal

Lantai atas khusus untuk area daging dan ikan agar bebas dari serbuan lalat.

arsten juga membuat lantai pasar lebih tinggi dari jalan, agar kuli panggul dapat menurunkan dan mengangkat barang dengan mudah.

Tempat ini dibangun dengan struktur beton bertulang yang mampu menahan bentangan maksimal.

Lubang atap juga didesain agar sinar matahari mampu masuk dan menyinari keseluruhan pasar, dengan kesan unik dan artistik.

Namun sayang, pada tahun 2016 pasar ini terbakar, dan hingga kini pembangunan pasar masih terus berlangsung.

Baca Juga:5 Tips Merawat Furnitur bambu, Agar Tetap Awet Dari Serangan Rayap

Stasiun Solo Balapan

Stasiun ini dibangun oleh perusahaan kereta Hindia Belanda, Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij padatahun 1873. Solo Balapan juga merupakan stasiun tertua di Indonesia.

Statsiun utama di Kota Solo ini memiliki atap tajuk bersusun tiga pada lobinya.

Baca Juga:5 Tips Menanam Bunga Mawar, Saat Panen Bisa Untuk Dekorasi Ruang

Sesuai ciri khas Karsten yang selalu memadukan arsitektur Jawa dan Eropa, stasiun ini juga menjadi salah satu hasil karya perpaduan dua gaya arsitektur.

Bentuk atap yang dibuat tajuk juga memudahkan sirkulasi udara dan pencahayaan di dalam ruangan.

Kantor NILLMIJ (sekarang kantor Asuransi Jiwasraya)

Kompas.com

Kantor Asuransi Jiwasraya

Baca Juga:6 Tips Membersihkan Kaca Agar Tak Mudah Tergores dan Tampak Buram

NILLMIJ atau Nederlandsche Indische Lijfrente Levensverzekering Maatschappij, adalah salah satu perusahaan kereta atau trem besar di masa Hindia Belanda.

Bangunan tiga lantai ini dibangun pada tahun 1916 dan memiliki elevator yang diyakini sebagai yang tertua di Indonesia.

Kotabaru

Kompas.com

Kotabaru

Baca Juga:4 Desain Rak Sepatu Tak Perlu Ruangan Luas, Nomor 4 Pakai Barang Bekas

Thomas Karsten tak hanya seorang arsitek, ia juga adalah perencana wilayah pemukiman.

Dia pun piawai dalam rancangan tata kota. Karsten turut merancang tata kota Bandung, yang mirip dengan kota bergaya Eropa.

Dia pun juga turut andil dalam merancang kawasan kotabaru, yang dibangun dengan konsep garden city.

Karsten merancang awasan Kotabaru bukan dengan gaya Belanda, namun meniru gaya London.

Baca Juga:4 Tips Mudah Menata Ulang Kamar Tidur, Tak Perlu Panggil Tukang

Desain bangunan di wilayah ini semua disesuaikan dengan kondisi iklim Indonesia yang tropis.

Pintu dan jendela berukuran besar dan eternitas yang tinggi sehingga sirkulasi udara menjadi lebih baik.

Wilayah ini juga dilengkapi dengan boulevard dan jalan-jalan arteri.

Tak lupa, kawasan ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas lengkap, seperti pusat olahraga yang kini dikenal dengan Kridosono.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Menengok Karya Arsitektur Karsten

(*)

Editor : Amel

Baca Lainnya