IDEAonline -Sebuah rumah di Yogyakarta dibuat dengan mengusung konsep ramah lingkungan dan mempertimbangkan potensi bencana yang ada.
Rumah tersebut cukup menyita perhatian publik karena desainnya yang unik.
Berbentuk tabung, rumah tersebut dipadukan dengan atap rumah yang bentuknya kerucut sehingga menghasilkan bentuk yang unik.
Dengan bentuknya yang unik dan menarik, ternyata rumah ini dibuat dari kotoran sapi, lho!
Baca Juga:Mewah Seperti Galeri Seni, Inilah Athorp Rumah Masa Kecil Putri Diana
Ini tidak lain karena rumah tersebut dibangun memanfaatkan material organik sehingga sesuai dengan konsep rumah ramah lingkungan.
IDEA Lovers, yuk lihat bagaimana tampilan rumah tersebut!
Rumah yang terletak di Jalan Raya Prambanan, tepatnya di Dusun Tamanan Pabrik, Sleman, Yogyakarta ini menerapkankonsep konstruksi rumah ramah lingkungan bernama Earthbag House.
Earthbag Housedipopulerkan oleh seorang arsitek asal Iran, Nader Khalili.
Nader Khalili kemudian menemukan teknik SuperAdobe yang merupakan teknik pembangunan untukEarthbag Housetersebut.
Baca juga : Maternity Shootnya Bikin Baper, Intip Yuk Dapur Putri Marino dan Chicco Jerikho!
Menghadap ke sebuah lapangan sepakbola, rumah tersebut terdiri dari dua unit yang saling berhubungan.
Menariknya, tidak ada warna pada bagian dinding luar.
Dinding luar rumah bentuknya memanjang dan berlapis-lapis dengan susunan ke atas.
Pemilik rumah adalah perempuan asal Solo, Jawa Tengah bernama Iswanti.
Baca Juga:Tropical Contemporary House Desain Kontemporer yang Merespon Iklim
Karena ingin mengusung konsepramah lingkungan serta mempertimbangkan potensi bencana, Iswantiterlebih dahulu bertanya kepada warga sekitar terkait peristiwa gempa bumi besar yang melanda Yogyakarta sebelum membangun rumah.
Dari situ, terus berpikir, tidak hanya ramah lingkungan saja, tetapi sekaligus berkawan dengan gempa bumi.
Setelah menemukan konsep Earthbag House,Iswanti akhirnya mulai membangun rumah tersebut.
Material yang digunakan untuk membangun rumah adalah tanah, kapur dan jerami.
Material tersebut dimasukkan ke dalam karung beras dan digunakan menjadi tembok rumah.
Iswanti memilih bahan alami yakni kotoran sapi untuk bahan utama dinding bagian luar.
Kotoran sapi yang sudah disterilkan dari bakteri dicampur kapur dan jerami lalu ditempelkan ke dinding.
Baca Juga:Sangat Kontras dengan Eksteriornya yang Gelap, Yuk Lihat Interior Rumah Minimalis di Jepang
Plester alami dari kotoran sapi ini berfungsi sebagai insulasi, menyerap panas dan menahan di dalam sehingga di dalam rumah tetap sejuk meski di luar panas.
Tak hanya itu, pada saat udara di luar dingin, suhu panas yang disimpan oleh campuran kotoran sapi, kapur dan jerami ini akan melepaskan sehingga suhu di dalam rumah terasa hangat.
Atap rumah dari bambu, papan dan daun tebu, semuanya dengan teknik diikat, tidak dipaku
Iswanti juga memanfaatkan barang-barang bekas untuk mempercantik rumahnya.
Dia memasang botol-botol bekas di dinding rumah. (*)
Baca juga : Lebih Mirip Apple Store Ternyata Bangunan Futuristik Ini Adalah Gerai McDonald's!