Ridwan Kamil Jabat Gubernur, Tengok Rumah Dinasnya yang Terpasang Guci Plered

Selasa, 11 September 2018 | 13:54
Instagram Ridwan Kamil

Gubernur Jabar Ridwan Kamil dan Istrinya Atalia Praratya saat hadir dalam acara pelantikan gubernur di Istana Negara beberapa waktu lalu.

IDEAonline - Presiden Joko Widodo melantik Gubernur Jawa Barat terpilih, Ridwan Kamil di Istana Negara, Jakarta pada Rabu (5/9).

Setelah dilantik Ridwan Kamil yang dulunya berprofesi sebagai aristek, tinggal di rumah dinas Gubernur Jawa Barat di Jalan Cicendo, Bandung.

Ternyata Ridwan Kamil cukup terkejut dengan area yang sangat luas.

Ridwan Kamil menyebut Gedung Pakuan tiga kali lebih luas dari rumah dinas wali kota Bandung (Pendopo).

"Ini hari pertama saya datang ke Gedung Pakuan, kesan pertama luas sekali. Saking luasnya, ini tiga kali pendopo Kota Bandung ya," ujar Ridwan Kamil yang dikutip dari Kompas.com.

Baca Juga : Berlapis Batu Alam, Inilah Rumah Bripda Puput yang Akan Dinikahi Ahok

Ridwan Kamil sempat berkeliling untuk mengetahui setiap sudut rumah dinas barunya. Ia pun cukup kelelahan sewaktu mengitari bangunan berwarna putih itu.

"Saking luasnya tadi satu putaran saya muter agak capek, jadi olahraganya cukup muterin Pakuan beberapa keliling saja sudah lumayan," ujarnya.

Bahkan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berencana mendesain ulang rumah dinasnya"Pasti (mendesain ulang) itu mah gaya saya, nanti interiornya kita atur, jadi walaupun besar tetap homey lah ya," ucap Ridwan Kamil saat pertama kali meninjau rumah dinasnya, Jumat (7/9/2018) petang.

Ridwan Kamil mendapati kondisi ruangan yang sangat luas dengan atap tinggi dan mengaku kondisi bangunan seperti itu tak sesuai dengan karakternya.

Lalu seperti apa rumah dinas Gubernur Jawa Barat yang disebut Geudng Pakuan ini?

Baca Juga : Megah dan Eksotis, Intip Desain Masjid 99 Kubah dari Ridwan Kamil

Gedung Pakuan didirikan sehubungan dengan perintah Gubernur Jenderal Ch.F. Pahud karena pemindahan ibukota Karesidenan Priangan dari Cianjur ke Bandung.

Tetapi pemindahan ibukota karesidenan itu baru dapat dilaksanakan oleh Residen Van der Moore pada tahun 1864, setelah Gunung Gede meletus dan menghancurkan Kota Cianjur.

Gedung Pakuan mulai dibangun pada tahun 1864 sampai selesai pembangunannya pada tahun 1867.Gedung Pakuan memiliki langgam arsitektur Indische Empire Stijl yang anggun monumental serta sangat digemari oleh Jenderal Herman Willem Daendels.

Baca Juga : Dapur Serba Hijau di Rumah Jonatan Christie, Ibunya Gemar Memasak

KOMPAS.com/DENDI RAMDHANI
KOMPAS.com/DENDI RAMDHANI

Gedung Pakuan atau rumah dinas gubernur Jawa Barat

Bangunan tersebut dirancang oleh Insinyur Kepala dari Departement van Burgerlijke Openbare Werken (B.O.W) atau DPU sekarang, yang menjadi staff dari Residen Van der Moore.

Insinyur itu pula yang merancang bangunan Sakola Raja yang saat ini menjadi Kantor Polwiltabes Bandung pada tahun 1866.

Pada tahun 1948, Gedung Pakuan digunakan sebagai rumah dinas Wali Negara Pasundan, R.A.A Wiranatakusumah. Barulah pada tahun 1950, digunakan sebagai rumah dinas Gubernur Jawa Barat saat itu, Mas Sewaka.

Berdasarkan penuturan staf Rumah Tangga Pimpinan di Gedung Pakuan, Jojo Suparjo, yang dikutip dari Tribun Jabar, luas tanah yang digunakan Gedung Pakuan, kurang lebih tiga hektare.Baca Juga : Cara Memilih Kursi Kerja dan Sofa di Rumah, Estetika dan Ergonomis

Selain fakta luasnya hingga mencapai 3 hektar, di Gedung Pakuan terdapat guci dari Plered.

Letaknnya berada di sudut paling kanan Gedung Pakuan.

Sebuah guci setinggi 150 cm berlukiskan laki-laki setengah telanjang berasal dari Plered, Purwakarta.Menurut Jojo Suparjo, guci tersebut telah ada sejak era Gubernur Aang Kunaefi menjabat di periode kedua.

Pada tahun 1990, pemugaran struktur bangunan Gedung Pakuan rampung dengan menelan biaya lebih dari satu miliar rupiah.

Pemugaran ini sesuai dengan harapan Pangeran Bernhard.(*)

Baca Juga : Dewi Persik Jago Banget Masak, Dinding Dapurnya Ada Motif Batik, Loh!

Tribunjabar/Theofilus Richard
Tribunjabar/Theofilus Richard

Guci dari Plered, Purwakarta setinggi 150 cm.

Editor : Alfa