Tak Berhenti Bereksperiman, Begini Sejarah Firma Arsitek Labo de Mori

Senin, 24 September 2018 | 21:25

Deddy Wahjudi dan Nelly Daniel

IDEAonline – Mengambil nama dari penggalan kata “laboratorium”, LABO pun bertekad untuk tidak berhenti bereksperimen.

Salah satu saluran firma ini untuk terus melakukan eksperimen adalah dengan mengikuti berbagai sayembara.

“Kompetisi menjadi rutinitas,” ujar Deddy Wahjudi, principal dan arsitek senior LABO yang ditemui IDEA di Bandung.

Ia menggambarkan betapa firma yang didirikannya bersama sang istri, Nelly Daniel, rajin mengikuti ajang lomba desain.

Meraih juara pertama menjadi langganan bagi LABO.

Baca Juga : Inilah 7 Bangunan Penerima IAI Awards 2018, Karya Arsitek Indonesia

Labo de Mori

Baca Juga : Jadi Makin Pintar, Ini 5 Cara Mendesain Ruang Belajar Anak di Rumah

Kantor LABO terletak di lahan yang sama dengan rumah Deddy dan Nelly, dihubungkan dengan selasar.

Sebelum rumah mereka dibangun, kantor LABO lebih dulu didirikan pada 2009.

Di awal ketika tempat ini masih berupa shelter, LABO menyelenggarakan Pecha Kucha, acara bincang-bincang untuk bertukar ide yang dihadiri sampai sekitar 100 orang.

Baca Juga : Catat! 5 Hal Ini Wajib Diperhatikan Sebelum Menggunakan Jasa Arsitek

Labo the Mori

Baca Juga : Berseteru dengan Hari Jisun, Harga Satu Unit Perumahan Elit Deddy Corbuzier Bikin Melongo

Tempat ini diberi nama LABO de mori, yang dalam bahasa Jepang berarti “hutannya LABO”.

Deddy dan Nelly, yang keduanya merupakan lulusan Arsitektur ITB, mengenyam pendidikan doktoral di Chiba University, Jepang, dan baru kembali ke Indonesia pada 2006.

Selain meraih IAI Awards 2015 untuk kategori Bangunan Hunian Kecil, rumah karya LABO ini juga terpilih untuk dipamerkan di pameran bertajuk “Tropical Revisited” di Frankfurt, Jerman. (*)

Baca Juga : Jadi Tuan Rumah Munas Ke-15, IAI Gelar Tur Arsitektur di Kota Bandung

Editor : Alfa