Kaca Bisa Bikin Panas Rumah, Selimuti Bangunan dengan Material Ini

Kamis, 27 September 2018 | 20:10
Johanna Erly Widyartanti

Menghadirkan bukaan berupa jendela kaca memberi kesan terbuka dan menampilkan keindahan ruang luar. Namun, hati-hati dengan efek rumah kacanya. Siasati agar hanya cahaya yang masuk jangan panasnya.

IDEAOnline - Mengaplikasikan banyak bukaan di rumah dilakukan orang sebagai cara memanfaatkan cahaya alami yang melimpah yang ada di derah tropis seperti Indonesia ini.

Dengan bukaan ini memungkinkan cahaya lebih mudah memasuki ruang.

Berapa banyak cahaya yang masuk, mestinya menjadi pertimbangan utama.

Ketika cahaya masuk, panasnya juga ikut serta.

Selain itu, pilihan material semestinya juga diperhatikan.

Kaca, yang karena sifat transparannya dapat menampilkan view di luar rumah bisa juga memberi efek yang kurang baik ke dalam rumah.

Baca Juga : Rasakan Pengalaman Unik Berendam Air Panas Sambil Karaoke di Penginapan Tradisional Jepang

Level panas ruangan jadi lebih tinggi.

Begitu pun dengan dinding beton masif yang berpotensi menyalurkan dan menyimpan panas.

Di sinilah diperlukan kehadiran secondary skin, lapisan tambahan pada dinding untuk meredam panas.

Lapisan tambahan pada dinding rumah yang biasa dikenal dengan secondary skin atau kulit kedua, ini kini sering kita temukan.

Lapisan ini menjadi solusi mengatasi “gangguan” iklim ketika satu lapis dinding tak lagi cukup mengatasinya.

Baca Juga : Perhatikan Ketebalan Kaca, Bising Berkurang Hanya dengan 4 Cara Ini!

Material yang digunakan untuk lapisan kedua ini bisa terbuat dari pelat besi, anyaman bambu, atau kaca buram.

Variasi material lain pun dapat dikembangkan untuk memberi sentuhan keindahan.

Pertimbangan yang harus dilakukan dalam memilih material adalah karakternya yang dapat meredam panas dan kemudahan perawatannya.

Selain aneka pilihan material di atas, beberapa bangunan mengaplikasikan tanaman sebagai kulit keduanya.

Baca Juga : Tak Cuma Koleksi Puluhan Mobil Mewah, Ternyata ada Benda Ini di Rumah Dinas Istri Roy Suryo!

Nuansa alami dan efek segar adalah salah satu alasan memilihnya.

Tanaman yang baik digunakan untuk secondary skin adalah yang berdaun lebar dan bisa menutup satu sama lain, tidak mudah rontok, dan perawatannya mudah.

Batu alam dan kayu adalah material alami lain yang sering digunakan.

Ada beragam desain secondary skin.

Sebagai elemen tambahan pada bangunan semestinya desain dan bentuknya mengikuti konsep desain bangunan utama.

Secondary skin berupa kisi-kisi termasuk yang paling sering digunakan.

Baca Juga : Secondary Skin Bambu Membuat Fasad Tampak Berbeda

Desain ini memungkinkan cahaya datang tidak langsung mengenai dinding tetapi memanasi kisi-kisi terlebih dahulu yang kemudian akan dipantulkan dan memasuki ruang.

Selain kisi-kisi, bentuk lainnya adalah panel.

Dengan bentuk ini peredaman panas lebih menjajikan karena permukaan panel umumnya lebih luas sehingga potensi cahaya lolos kecil.

Bentuk panel ini pun menawarkan desain beragam yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan.

Baca Juga : Unik Banget, Rumah Ini Miliki Kisi Jendela yang Multifungsi, Loh!

dok. images.adsttc.com
dok. images.adsttc.com

secondary skin

Selain meredam panas, fungsi lain dari penggunaan secondary skin adalah mereduksi tekanan angin.

Hal ini sangat efektif untuk bangunan tinggi.

Pada bangunan, secondary skin juga berguna untuk mengurangi kebisingan.

Di luar segala fungsi di atas, kegunaan lain yang mendorong semua orang untuk mengaplikasikannya adalah karena elemen ini juga menjadi elemen estetis bangunan. (*)

Baca Juga : Canggih! Mahasiswa Ini Ciptakan Kanopi dan Kisi Jendela Otomatis

Editor : Alfa