IDEAonline - Alejandro Aravena merupakan arsitek yang memiliki ide membuat rumah setengah jadi dari ukuran rumah normal.
Tujuannya adalah untuk membuat rumah layak bagi semua orang.
Dalam sebuah video yang diunggah Guardian Culture di YouTube, Anavera mengatakan, hunian ini merupakan salah satu investasi bagi keluarga.
Baca Juga : Andi Soraya Menikah Lagi dengan Pengusaha yang Tajir Melintir, Rumahnya Mewahnya Bikin Melongo!
Sehingga kelak, mereka yang menempatinya mampu membangun sisa luas rumah saat sudah memiliki dana.
Proyek ini berawal pada 2010, ketika gempa bumi dan tsunami melanda pantai selatan Chile.
Ketika pembangunan kembali dimulai, Aravena dan firma arsitekturnya mengusulkan untuk membangun rumah dengan tipe baru.
Tidak seperti proyek rehabilitasi rumah setelah bencana pada umumnya, rumah yang dirancang Aravena ini masih menyisakan petak kosong di salah satu bagian.
Petak ini memang dibiarkan kosong agar kelak dapat dimanfaatkan oleh penghuninya.
Baca Juga : 5 Ide Renovasi Dapur yang Mudah, Memasak Jadi Lebih Semangat!
Arsitek peraih penghargaan Pritzker 2016 ini juga mengungkapkan, dia ingin membangun rumah yang bukan hanya sekadar proyek sosial semata, namun juga mampu menambah nilai dan menjadi investasi bagi penghuninya.
"Kami mengidentifikasi beberapa desain rumah yang mampu meningkatkan nilai proyek sosial ini sekaligus berfungsi sebagai investasi," ujar Anavera.
Sepanjang rehabilitasi tersebut terdapat 9.000 buah rumah yang dibangun kembali.
Rumah dua lantai tersebut memiliki luas 57 meter persegi dan penghuni bisa memperluas bangunannya menjadi 85 meter persegi.
Baca Juga : 4 Cara Menata Dapur Ergonomis, Masak Jadi Mudah dan Nyaman
Hunian ini memang dirancang hanya setengah. Nantinya, penghuni bisa menambahkan luas sesuai keinginan dan ketersediaan dana.
Dalam video tersebut, terlihat beberapa rumah sudah bertransformasi menjadi hunian keluarga.
Lahan kosong di samping rumah sudah dibangun sesuai dengan keinginan dan kepribadian penghuninya.
Rumah-rumah serupa sudah dibangun di beberapa negara seperti Afrika Selatan, Ghana, Thailand, dan Meksiko.
Baca Juga : Contek 5 Ide Renovasi Teras dengan Biaya Murah, Teras Makin Nyaman! Populasi global diperkirakan akan meningkat dari 7,2 miliar menjadi 9 miliar. Pertumbuhan ini tentu membutuhkan banyak ruang bagi tempat tinggal.
Namun satu yang jadi permasalahan adalah ketersediaan ruang dan biaya. Banyak keluarga membangun rumah seadanya dan dengan biaya terbatas.
Hal ini kadang menghasilkan banyak rumah-rumah kumuh di perkotaan.
Baca Juga : Rp 300 Jutaan, Apartemen Dijual di Jatinangor Tawarkan Wall Climbing di Dalamnya! Hunian model ini menurut Aravena mampu menjadi solusi bagi keluarga yang memiliki kekurangan dana untuk membeli rumah jadi.
"Apa yang harus kita perhatikan di perkampungan kumuh, adalah mereka bukan bagian dari masalah namun merupakan solusi, ketika dana yang tersedia tidak cukup untuk membangun hunian standar," jelas Aravena. (*)