Terkini, Jumlah Korban Tewas Gempa dan Tsunami di Sulteng Bertambah

Rabu, 03 Oktober 2018 | 16:46
KOMPAS.com/FABIAN JANUARIUS KUWADO

Presiden Jokowi saat mendatangi lokasi runtuhnya Hotel Roa Roa di Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (3/10/2018). Di hotel ini diperkirakan ada puluhan tamu yang masih tertimbun reruntuhan bangunan.

IDEAonline - Korban tewas akibat gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, terus bertambah.

Hingga hari Rabu (3/10/2018) siang, jumlah korban tewas akibat gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah bertambah menjadi 1.407 Orang.

Selain itu, sebanyak 2.549 orang luka berat.

Mereka tengah dirawat di rumah sakit.

Baca Juga : Ambruk Terkena Gempa Palu, Ahli Ungkap Alasan Jembatan Kuning Tak Usah Dibangun Lagi

Informasi tersebut berdasarkan data yang dihimpun Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Rabu (3/10/2018) pukul 13.00 WIB.

"Yang sudah dimakamkan 519 jenazah," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho saat jumpa pers di Kantor BNPB, Jakarta, Rabu.

Sutopo mengatakan, korban meninggal berasal dari Palu, Donggala, Parigi Moutong, dan Sigi.

Seluruh korban meninggal adalah warga Indonesia. Rincian korban tewas, yakni 1.177 orang berada di Palu, 153 orang di Donggala, 12 orang di Parigi Moutong, dan 65 orang di Sigi.

Data lainnya, masih ada 113 orang yang dinyatakan hilang dan 152 orang tertimbun.

Sementara jumlah pengungsi tercatat 70.821 orang.

Baca Juga : Kemegahan Jembatan Kuning Ikon Kota Palu Sebelum Roboh Akibat Gempa

KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO
KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO

Kapal Sabuk Nusantara 39 kandas akibat tsunami di Pelabuhan Wani 2, Kecamatan Tanatopea, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Selasa (2/10/2018). Gempa yang terjadi di Palu dan Donggala mengakibatkan 925 orang meninggal dunia dan 65.733 bangunan rusak.

Mereka mengungsi di 141 titik pengungsian. "65.733 unit rumah rusak," papar Sutopo.

Hingga Selasa (2/10/2018), sebanyak 5.800 orang korban bencana gempa dan tsunami telah meninggalkan Sulawesi Tengah (Sulteng) dengan dievakuasi menggunakan pesawat Hercules dan CN 235 milik TNI AU.

Evakuasi 5.800 orang korban bencana Sulteng ini dilakukan selama empat hari dengan menggunakan 6 pesawat Hercules dan sebuah pesawat CN 235.

Selama empat hari itu, dua pesawat tersebut bolak-balik membawa bantuan dan mengevakuasi korban bencana Sulteng dari Kota Palu ke Kota Makassar.

Baca Juga : Potret Kerusakan Kota Palu Setelah Bencana Gempa Bumi dan Tsunami

Panglima Komando Operasi TNI Angkatan Udara II, Marsda TNI Fadjar Prasetyo kepada wartawan mengatakan, selama empat hari personelnya bekerja siang dan malam melaksanakan misi kemanusiaan.

Personel TNI AU yang terlibat dalam misi kemanusiaan itu terdiri dari penerbang, teknisi, Polisi Militer, Paskhas dan dari kesatuan lainnya.

“Pesawat ini digerakkan untuk membantu korban bencana Sulteng dengan skala prioritas yaitu tim recovery, di antaranya tim medis, Airnav, PLN, Telkom, relawan, serta dukungan logistik dari Makassar ke Palu.

Sedangkan dari Palu ke Makassar mengangkut korban bencana Sulteng dengan skala prioritas, yaitu korban yang sakit atau luka-luka yang segera membutuhkan perawatan, ibu-ibu hamil, anak-anak serta korban lainnya yang harus mendapatkan penanganan khusus,” kata Marsda TNI Fadjar Prasetyo yang dikutip dari Kompas.com. (*)

Baca Juga : BREAKING NEWS: Gunung Soputan Meletus, Keluarkan Abu Vulkanik Setinggi 4 Km

Editor : Alfa