Ngeri, Tanah di Perumnas Balaroa Bergeser 0,5 Km, Inilah Kesaksian Warga

Rabu, 03 Oktober 2018 | 18:55
KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO

Kapal Sabuk Nusantara 39 kandas akibat tsunami di Pelabuhan Wani 2, Kecamatan Tanatopea, Kabupaten D

IDEAonline - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat hingga Rabu (3/10/2018) pukul 13.00 WIB, sebanyak 70.821 warga yang terdampak gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah, mengungsi di 141 titik.

Pengungsi tersebut, datang dari berbagai daerah, seperti Kota Palu, Kabupaten Donggala, Sigi, hingga Parigi Moutong.

Sebelumnya, data yang dirilis BNPB pada Selasa (2/10/2018) pukul 13.00 menyebut, 61.867 warga terdampak gempa mengungsi di 109 titik.

Selain itu, korban tewas akibat gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah bertambah menjadi 1.407 Orang.

Baca Juga : BREAKING NEWS : Gempa 6,3 SR Guncang Sumba Timur, Satu Jembatan Dikabarkan Rusak

Selain itu, sebanyak 2.549 orang luka berat dan dirawat di rumah sakit.

Dari ribuan orang yang berduka salah satunya adalah Nuriadi (45).

Istrinya tak tertolong dalam bencana gempa di Palu, Sulawesi Tengah.

Nuriadi menjadi salah satu saksi mata detik-detik tanah di Perumnas Balaroa, Kota Palu, ambles sekitar 5 hingga 10 meter usai diguncang gempa bumi 7,4 magnitudo pada Jumat (28/9/2018).

Balaroa merupakan salah satu titik yang mengalami dampak terparah gempa yang mengguncang Donggala dan Kota Palu, Sulawesi Tengah. Nuriadi menceritakan, saat kejadian ia berada dalam masjid baru saja selesai melaksanakan shalat magrib.

Baca Juga : Ambruk Terkena Gempa Palu, Ahli Ungkap Alasan Jembatan Kuning Tak Usah Dibangun Lagi

Tribun Timur/Nurhadi
Tribun Timur/Nurhadi

Nuriadi (45), menjadi salah satu saksi mata detik-detik tanah di Perumnas Balaroa, Kota Palu, amblas sekitar 5-10 meter usai diguncang gempa 7,7 magnitudo pada Jumat (28/9/2018).

"Saat saya mendengar gemuruh, saya langsung berlari keluar dari masjid dan tanah sudah terbelah," kata Nuriadi dikutip dari Tribun saat ditemui sedang mencari sisa-sisa barangnya yang masih utuh, Selasa (2/10/2018).

Nuriadi mengungkapkan, sebelum tanah ambles sekitar 5-10 meter, ia menyaksikan dari jauh tanah bergerak dan mengeluarkan air bercampur lumpur.

"Kemudian tanah bergeser bersama seluruh bangunan sekitar 300-500 meter dari posisi semula," ujarnya.

Sambil meneteskan air mata, Nuriadi mengatakan, meski bersyukur karena berhasil selamat, ia sedih karena tidak bisa menyelamatkan istrinya dari bencana dahsyat tersebut.

Baca Juga : Berduka Adanya Gempa Donggala, Rumah Natasha Wilona Jadi Sorotan!

"Posisi istri saya ada dalam rumah karena sakit sehingga tidak sempat saya selamatkan. Tapi alhamdulillah paginya saya temukan jenazahnya dan sudah dimakamkan," kata dia.

Kata Nuriadi, Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, dihuni ribuan penduduk dan hanya sedikit yang berhasil menyelamatkan diri pada saat kejadian.

"Sampai sekarang masih banyak yang belum ditemukan karena tertimbun tanah," ucapnya.

Ia berharap supaya pemerintah cepat mengambil tindakan, mau dikemanakan warga kelurahan Balaroa setelah adanya bencana ini. (*)

Artikel ini juga tayang di Tribunnews.com dengan judul Cerita Nuriadi: Tanah Itu Bergeser 500 Meter Membenamkan Rumah Warga, Istrinya Pun Tak Tertolon.

Editor : Alfa