Dulu Jadi Langganan Artis, Begini Penampakan Diskotek Pertama di Jakarta Milik Mantan Suami Ratna Sarumpaet Sekarang

Jumat, 05 Oktober 2018 | 12:51
Kolase TribunNews

Foto kala Ratna dan suaminya di masa lalu

IDEAonline - Bukan orang sembarang, mantan suami Ratna Sarumpaet,Ahmad Fahmy Alhady, yang berdarah arab merupakan anak juragan tekstil di kawasan Tanah Abang.

Dikutip dari berbagai sumber, sang mantan suami merupakan pemiliki diskotek pertama di Jakarta yang dirikan pada 12 november 1970 dengan nama Tanamur.Gubernur DKI Jakarta waktu itu dijabat Ali Sadikin,mengizinkan pembukaan tempat perjudian, night club dan panti pijat.

Baca Juga : Rumah Ratna Sarumpaet Digeledah Polisi, Tetangga Ungkap Fakta Mengejutkan!

Kata Bang Ali, hiburan malam merupakan syarat dan keharusan Jakarta untuk menjadi sebuah kota metropolitan.“Tentu saja sebelum surat izinnya diteken Gubernur Haji Ali Sadikin, lokasinya ditilik-tilik dulu sesuai apa tidak dengan prinsip, jauh dari sekolah, tempat ibadah dan rumah kediaman,” tulis Tempo, 14 Februari 1976.Tanamur merupakan diskotek pertama yang didirikan dengan legal (sah secara hukum) di Jakarta.

Baca Juga : Sepanjang 1.013 Meter dan Masuk Guiness World Record, Kolam Renang Ini Berada di Negara yang Hendak Dikunjungi Ratna SarumpaetBahkan kabarnya Tanamur juga diskotek legal pertama di Asia Tenggara yang namanya harum sampai ke Eropa.Alasan pria yang pernah jadi suami Ratna Sarumpaet ini membuka diskotek sederhana saja…“Sudah terlalu banjak night club di Djakarta. Tapi semuanja terlalu formil. Tidak ada suasana bersantai. Perlu didirikan sesuatu jang lain jang dapat memberikan suasana merdeka, sehingga orang dapat beristirahat,” katanya, tulis majalah Tempo, 20 Maret 1971.

Jangan samakan dengan sekarang. Waktu itu diskotek masih hal baru.Bahkan kata diskotek sendiri belum banyak dikenal orang.“Seorang pejabat provinsi Jakarta bahkan menanyakan perihal kata itu ketika Fahmy meminta izin pendirian diskoteknya,” tulis sejarawan Hendaru Tri Hanggoro di majalah Historia, No 2, Tahun I, 2012.Lelaki brewokan itu menyulap sebuah rumah tua di Jl. Tanah Abang Timur No. 14 menjadi diskotek — konsep tempat hiburan yang dibawanya dari Eropa.Mulanya bangunan itu hanyalah rumah tua biasa.

Atapnya berbentuk segitiga. Tepat di sebelahnya terdapat sebuah kubah besar berbentuk setengah lingkaran — membuat Tanamur terlihat seperti penggabungan dari bangunan masjid dan gereja.

dokumen Tanamur

Foto Tanamur, diskotek pertama di Jakarta

Bangunan itu bercat hitam. Ada pohon kaktus besar di pekarangannya. Pintu bercorak klasik warna merah.Begitu masuk menuruni anak tangga, terhampar lantai dansa berikut sebuah bar yang terbuat dari kayu. Bangku-bangku berbantal kulit kambing.Dengan konsep diskotek — lain dengan night club atau bar — Fahmy, anak saudagar Arab jugaran tekstil Tanah Abang berhasil merajai hiburan malam Jakarta kala itu.Tanamur punya konsep yang berbeda dari kelab malam yang ada di hotel-hotel seperti Hotel Indonesia.

Di sini, awalnya musik hanya dimainkan lewat piringan hitam dan kaset.Fahmy mengambil konsep dari diskotek di Amerika, Jerman dan Paris.

Baca Juga : Tak Sanggup Bayar Sewa Rumah Hingga 33 Juta, Pria Ini Tinggalkan Hal Menjijikan di Dapurnya

Diskotek memutarkan musik yang bisa dipakai bergoyang bersama tanpa aturan formal laiknya kelab malam.Modal yang ia keluarkan kala itu antara Rp20 hingga 25 juta dan Tanamur resmi dibuka pada 12 Desember 1970.Sejak saat itu, Tanamur tak pernah sepi pengunjung.Kebanyakan memang para bule yang datang, tapi banyak juga remaja-remaja dan para sosialita Jakarta termasuk para artis.Tiket masuknya saat itu Rp10-20 ribu dan pengunjung bisa mendapat satu porsi minuman gratis dengan menukar tiket masuk.Tiap malam acara berlangsung meriah dan lampu disko berpendar-pendar.

Tangkapan layar Google Street View

Tanamur saat ini

Saat terjadi krisis moneter di tahun 1990-an, Tanamur mulai meredup. Tamu yang datang tak sebanyak biasanya.

Terlebih lagi sejak peristiwa bom Bali 2002 yang membuat masyarakat merasa tak aman berada dalam diskotek.Tanamur akhirnya resmi menyudahi gemerlapnya lampu disko pada tahun 2005.(*)

Editor : Pipit

Baca Lainnya