IDEAonline - Kabar mengenai meletusnya Gunung Salak banyak beredar setelah Darwin Volcanic Ash Recovery Center mengeluarkan peringatan erupsi pada Rabu (10/10/2018).
Dilansir Kontan, kabar tersebut sempatmenyebabkan pesawat tidak dapattake offdanlandingdi Bandara Internasional Soekarno Hatta pada Rabu (10/10/2018).
KemudianDarwin Volcanic Ash Advisory Centre (VAAC) mengkoreksi pernyataan tersebut bahwa tidak ada sebaran abu vulkanik dari daerah di sekitar Gunung Salak dan penerbangan aman.
Dilansir Kompas.com, berdasarkan pantauan visual, instrumentasi dan observasi lapangan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), menunjukkan tidak ada aktivitas vulkanik yang menunjukkan adanya letusan Gunung Salak.
Baca Juga : BREAKING NEWS: Waspada Hoax Video dan Foto Erupsi Gunung Supotan
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, tidak ada peningkatan aktivitas vulkanik di Gunung Salak.
Gunung Salak merupakan kompleks gunung berapi yang terletak di selatan Jakarta, di Pulau Jawa.
Kawasan rangkaian gunung ini termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Baca Juga : Seharga 500 Jutaan, Ini Dua Perumahan Dijual di Bogor! Ada yang Bonus Kitchen Set
Gunung Salak ternyata menyimpan berbagai keindahan tidak hanya keindahan alam, tapi juga budaya dan sejarah.
Salah satunya ada keberadaan pura terbesar kedua di Indonesia di kaki Gunung Salak.
Bagaimana kemegahan pura tersebut? Yuk simak ulasannya!
Pura terbesar kedua di Indonesia ini bernamaPura Parahyangan Agung Jagatkarta.
Pura Parahyangan Agung Jagatkartamerupakan tempat peribadatan umat Hindu terletak di kaki Gunung Salak, Ciapus, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor.
Pura ini merupakan puraterbesar kedua di Indonesia setelah Pura Besakih di Bali.
Tak hanya sebagai tempat peribadatan umat Hindu, Pura Parahyangan Agung Jagatkarta memiliki cerita unik di balik lokasinya.
Lokasi Pura Parahyangan Agung Jagatkarta terbilang unik karena konon, Kerajaan Pakuan Pajajaran Sunda pernah berdiri di lokasi ini.
Baca Juga : Gila! Paris Siap Membangun Hutan 15 Kali Lipat dari Kebun Raya Bogor
Tata letak Pura Jagatkarta juga berdasarkan legenda bahwa titik tersebut adalah tempat di mana Prabu Siliwangi mencapai moksa bersama para prajuritnya.
Sehingga sebelum dibangun, sebuah Candi dengan patung macan berwarna putih dan hitam (lambang Prabu Siliwangi) didirikan sebagai penghormatan terhadap Kerajaan Pajajaran, Kerajaan Hindu terakhir di tanah Parahyangan.
Pembangunan Pura Jagatkarta dirintis pada tahun 1995 dan adalah dari hasil kerja gotong royong umat Hindu.
IDEA Lovers, bagaimana tampilan Pura Jakatkarta? Megah, bukan? (*)