Gerakan Membangun Prasarana Belajar Mengajar Pasca Bencana Gempa Lombok

Rabu, 17 Oktober 2018 | 19:50
IDEA/Rebi

Penjelasan program Pembangunan Sekolah Indonesia untuk Lombok merupakan program dari Ikatan Alumni Arsitektur FTUI (ILUNlArsUl) dan Ikatan Alumni FrUl (ILUNI FTUI), didukung oleh Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) dan Fusi Foundation, Rabu (17/10/2018)

Laporan wartawan IDEA, Rebi

IDEAonline - Sekolah Indonesia adalah sebuah inisiatif untuk mewujudkan sekolah tanggap bencana.

Pembangunan Sekolah Indonesia untuk Lombok merupakan program dari Ikatan Alumni Arsitektur FTUI (ILUNlArsUl) dan Ikatan Alumni FrUl (ILUNI FTUI), didukung oleh Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) dan Fusi Foundation.

Pembangunan Sekolah Indonesia didasari keinginan untuk memenuhi hak dasar anak-anak untuk mendapatkan pendidikan lewat sekolah.

"Pendidikan itu adalah hak anak bangsa dan FT UI bertanggung jawab untuk itu. Anak-anak Indonesia berhak untuk mendapatkan pendidikan di sekolah", ujar Yandi Andri Yatmo, Ketua Kelompok Keilmian Perancamgan Departemen Arsitektur FT UI yang ditemui IDEA di kampus Salemba Universitas Indonesia, Rabu (17/10/2018).

Pada tahap awal, pembangunan sekolah berlokasi di Desa Kerandangan, Batu Layar, Lombok Barat.

Baca Juga : Dua Kali Gempa Bumi Guncang Kembali Lombok, Warga Diminta Tenang

Sekolah yang dibangun terdiri dari enam ruang kelas, satu perpustakaan dan satu ruang guru, yang mampu menampung sekitar 130 siswa TK/RA dan SD/Ml.

Rancangan Sekolah Indonesia dikerjakan oleh Kelompok Keilmuan Perancangan dari Departemen Arsitektur FTUI dan juga melibatkan mahasiswa.

Sekolah Indonesia dirancang dengan berbasis komponen yang dapat dikonstruksi secara mudah dan cepat.

Sekolah Indonesia terdiri dari unit-unit yang secara fleksibel dapat dikomposisikan secara ”plug and play” dan dapat berkembang sesuai kebutuhan dan situasi di setiap lokasi.

Baca Juga : Dikritik Fahri Hamzah, Begini Tampilan Rumah Tahan Gempa di Lombok

Rancangan ini diharapkan dapat bersifat cepat tanggap terhadap berbagai kondisi yang membutuhkan di mana pun di seluruh Indonesia.

Pembangunan Sekolah Indonesia di Desa Kerandangan direncanakan memakan waktu satu bulan sejak peletakan batu pertama pada hari Selasa (6/10/18) yang lalu.

Pelaksanaan dan pengawasan pembangunan dilakukan oleh Panitia Sekolah Indonesia untuk Lombok dengan penanggung jawab konstruksi Budi Wasono yang juga adalah Ketua ILUNI Arsitektur FTUI.

Panitia berharap Sekolah Indonesia dapat dilaksanakan secara lebih luas untuk mewujudkan kesempatan belajar bagi anak-anak, khususnya yang terkena dampak bencana. (*)

Baca Juga : Gempa Guncang Lombok, Simak 3 Prinsip Membangun Rumah Tahan Gempa

Editor : Alfa