Terkini: Pesawat Lion Air JT 610 yang Jatuh Ternyata Pesawat Baru, Ini Kecanggihan Mesinnya!

Senin, 29 Oktober 2018 | 12:33
kompas.com /Leonardo Kosasih

Kokpit B737 MAX 8 Lion AIr yang terlihat lebih ringkas dengan panel layar lebih besar.

IDEAonline –Seperti yang IDEAonline kutip dari Warta Kota , pesawat Lion Air rute Jakarta-Pangkalpinang dengan nomor penerbangan JT 610, dikabarkan hilang kontak

Pesawat tersebut take off dari Bandara Soekarno-Hatta pukul 06.20, dan lost contact pada pukul 06.33 WIB.

Pada pukul 07.05 WIB, pihak SAR dikabarkan melihat pesawat Lion Air yang jatuh di koordinat 05º 49.727 S – 107º 07.460 E (heading 40º timur laut).

Kompas TV/Instagram Sutopo
Kompas TV/Instagram Sutopo

Pesawat Lion Air Jatuh, Humas BNPB Sutopo bagikan foto serpihan puing pesawat

Dilansir dari Flight Radar 24,pesawat yang hilang tersebut adalah pesawat Boeing 737MAX 8.

Tidak sangka bagian interior pesawat Boeing tersebut sudah sangat canggih, yuk kita lihat penjelasannya di sini!

Baca Juga : 3 Produk Cerdas Ciptaan Desainer Finlandia untuk Small-scale Living

Seperti yang IDEAonline kutip dari tekno.kompas.com,Boeing 737MAX 8 didesain sebagai pesawat yang efisien bahan bakar dan nyaman bagi penumpang dengan suasana kabin yang lebih senyap.

Bahan bakar 737 MAX juga diklaim lebih hemat 20 persen dibanding generasi 737 saat ini (737 NG).

737 MAX akan meningkatkan kemampuan varian B737 Next Generation (NG) dengan daya jelajah terbang 340-570 mil laut lebih jauh, menjadi 3.500 mil laut (6.500 km).

Dua hal itu, yakni kenyamanan dan efisiensi bisa dicapai oleh B737 MAX 8 dengan peningkatan di sektor aerodinamika dan mesin pesawat.

Baca Juga : 3 Produk Cerdas Ciptaan Desainer Finlandia untuk Small-scale Living

Sayap model baru

Dari segi aerodinamika, B737 MAX 8 mengusung desain winglet terbaru, yang dijuluki Scimitar Winglet.

Ujung sayap B737 MAX 8 terlihat seperti dibelah menjadi dua, satu menjulur ke atas dan satu ke bawah. Inilah ciri utama varian B737 MAX.

(Leonardo Kosasih)

ujung sayap model Scimitar Winglet di pesawat B737 MAX 8 Lion Air untuk mengurangi drag dan menghemat bahan bakar pesawat.

Apa fungsi sayap winglet model baru ini? Winglet di ujung sayap berguna untuk memecah turbulensi udara yang terjadi di ujung sayap, saat pesawat berjalan dalam kecepatan tinggi.

Turbulensi yang dihasilkan itu menghasilkan drag (daya hambat).

Karena menghambat laju pesawat, maka mesin membutuhkan tenaga lebih, yang ujung-ujungnya drag ini membuat konsumsi bahan bakar boros.

Dengan winglet tambahan di ujung sayap, turbulensi udara di ujung sayap tadi bisa dipecah.

Dalam uji aerodinamika, udara yang menggulung di ujung sayap terlihat menjadi lurus alirannya, meminimalisir drag.

Baca Juga : Dikabarkan Akan Gelar Pernikahan di New York, Intip Rumah Mewah Maia di Jakarta

Mesin lebih hemat dan senyap

Sementara dari segi mesin, B737 MAX menggunakan mesin jenis terbaru, CFM LEAP 1B.

Desain mesin ini diklaim lebih senyap dibanding generasi mesin sebelumnya, yakni CFM56.

Diameter mesin CFM LEAP-1B juga lebih besar 20 cm, sehinga menurut Boeing, menghasilkan thrust lebih besar.

(Airways Magazine)

Ujung mesin CFM LEAP-1B di pesawat B737 MAX didesain bergerigi untuk mengurangi suara bising yang keluar dari mesin pesawat.

Dengan demikian, konsumsi bahan bakar mesin CFM LEAP-1B diklaim 11-12 persen lebih hemat.

Operating cost-nya juga diklaim 7 persen lebih hemat dibanding mesin CFM56 yang dipakai varian 737 NG (Next generation).

Untuk membuat kabin menjadi lebih senyap, polusi suara (noise) yang dihasilkan oleh mesin CFM LEAP-1B juga sudah diturunkan. Caranya, Boeing membuat desain penutup mesin bergerigi di bagian belakangnya.

Desain bergerigi ini (chevron-fringed) sama dengan yang dimiliki oleh mesin yang dipakai pesawat Boeing lainnya, yakni B787 Dreamliner dan B747-8 Intercontinental.

Inilah ciri lain yang membedakan 737 MAX dengan 737 NG.

Selain dua di atas, aerodnimaika dan mesin, terdapat juga upgrade di sektor lain, seperti avionik, kokpit yang lebih ringkas, dan sebagainya.

(*)

Tag

Editor : Maulina Kadiranti

Sumber Kompas.com, Warta Kota