Dulunya Bekas Bus Tahanan, Kini Jadi Rumah Tinggal yang Nyaman

Selasa, 30 Oktober 2018 | 16:00

Rumah yang berasal dari bus bekas tahanan

IDEAonline - Sebuah bus yang dulunya digunakan untuk mengangkut para tahanan diubah menjadi sebuah rumah.

Pasangan When Meag dan Ben Piorier memutuskan untuk membeli sebuah bus bekas tahanan dan merenovasi interiornya.

Bagian dalam bus awalnya mirip dengan bus pada umumnya.

Transportasi yang digunakan untuk mengangkut para tahanan ini dilengkapi beberapa alat tambahan, seperti meja panjang, sambungan listrik, tiga buah penjara kecil, dan tiang-tiang penghalang di sekeliling jendela.

Baca Juga : Keren! Arsitek Ini Berencana Buat Gunung Buatan yang Bisa Serap Polusi

Selama dua tahun, Poiriers menghabiskan akhir pekannya untuk merenovasi interior bus seluas lebih dari 15 meter persegi ini.

"Semua yang benda yang ada seperti lemari, tempat tidur, hingga tirai dibuat secara custom," ujar Piorier.

Pasangan asal AS ini menggunakan banyak material dan barang bekas untuk membuat furnitur di dalam bus.

Piorier menjelaskan, interior bus dibuat dengan tanpa menggunakan sekat. Dari depan, terdapat dapur dan ruang makan.

Baca Juga : Subhanallah, Masjid Terindah di Asia Ini Akan Jadi Saksi Pernikahan Kedua Maia Estianty!

Kemudian di belakangnya terpasang ruang tamu yang dilengkapi dengan sofa.

Pasangan ini juga menambahkan tempat tidur yang diletakkan di atas lemari penyimpanan.

Tak hanya itu saja, interior di dalam bus juga dilengkapi dengan pemanas ruangan dan tempat penyimpanan air.

Tempat ini mampu menampung 80 galon air dalam sekali perjalanan.

Baca Juga : 7 Inspirasi Kamar Tidur Anak Perempuan, Nomor 5 Cocok untuk Anak Kembar

Bahkan, untuk mendukung perjalanan panjang, Poiriers menambahkan panel surya dengan daya sebesar 600 watt.

Menurut Poiriers, salah satu hal yang menantang dalam merenovasi interior di dalam bus adalah membuat barang-barang dengan bahan bekas dan insulasi.

Poiriers menghabiskan musim panas hanya untuk mengisulasi seluruh bagian bus, dari lantai hingga kelangit-langit. (*)

Editor : Maulina Kadiranti

Baca Lainnya