Perkuat Hubungan Indonesia dan Selandia Baru, Salah Satunya di Bidang Desain

Selasa, 06 November 2018 | 16:25
Alfa/IDEA

Suasana kota Queenstown, Selandia Baru

IDEAonline - Kerjasama persabatan dan diplomatik dua negara, Indonesia dan Selandia telah memasuki usia ke-60.

Beragam upaya dilakukan untuk mempererat kerjasama salah satunya pembentukan Dewan Persahabatan Indonesia-Selandia Baru (Indonesia-New Zealand Friendship Council) yang dibentuk pertama kali pada tahun 2010.

Setelah 8 tahun, dewan persahabatan ini telah menunjukIndradi Soemardjan, ketua baru yang sebelumnya dijabat oleh Amris Hasan.

Dari beberapa strategi dan sektor yang ingin lebih diperkuat salah satunya adalah sektor desain.

Menurut Amris Hasan, mantan Duta Besar RI untuk Selandia Baru, relasi antara Selandia Baru dan Indonesia adalah Indonesia belajar dari Selandia Baru perihal peraturan bangunan tahan gempa.

Baca Juga : Ternyata Aristektur Asli Indonesia Tahan Terhadap Gempa, Yuk Lihat Contohnya

Alfa / IDEA
Alfa / IDEA

Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia Trevor Matheson (tengah) didampingi Ketua Dewan Persahabatan Indonesia-Selandia Baru Indradi Soemardjan (kiri) dan mantan Duta Besar RI untuk Selandia Baru Amris Hassan (kanan) di Kedutaan Selandia Baru, Jakarta, Senin (5/11/2018).

Sama-sama berada di daerah rawan gempa, Indonesia mengadopsi teknologi dan penanganan gempa pada desain bangunan.

"Beberapa gedung baru di Jakarta juga menggunakan buiding code, yang sesuai dengan aturan yang berlaku di Selandia Baru," ujar Amrsi Hasan yang ditemui IDEA di kedutaan Selandia Baru, (5/11/2018).

Sementara itu, Dr Trevor Matheson, Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia, berharap kerjasama ini terus berlangsung hingga tahun ke depan.

"Saya berharap kerjasma di berbagai bidang tetap berlangsung mulai dari bidang ekonomi kreatif, pertanian, hingga geothermal," ujar Dr Trevor Matheson, yang ditemui IDEA di sela-sela perkenalanDewan Persahabatan Indonesia-Selandia Baru, di kedutaan Selandia Baru, (5/11/2018).

Baca Juga : Buat Tempat Berlindung untuk Pengungsi, Arsitek ini Buat Kubah dari Tanah Liat

Ke depan, Indradi Soemardjan bersama Dewan Persahabatan Indonesia-Selandia Baru juga akan fokus menangani beberapa kerjasama salah satunya mengenai desain.

"Arsitek dan desainer Indonesia tak kalah dengan arsitek dan desainer dari Selandia Baru. Masing-masing punya karakteristik dan keungulan. Hanya saja para aristek dan desainer harus belajar menggunakan material yang akan dipakai," ujar Indradi Soemardjan, Ketua Dewan Persahabatan Indonesia-Selandia Baru yang ditemui saat Lunch Meeting di Hotel Fairmont, Jakarta, (5/11/2018).

MenurutIndradi Soemardjan yang dulunya adalah lulusan teknik arsitektur, yang perlu diterapkan adalah konsep sustainable building.

"Saya beberapa waktu, 2 minggu lalu, saya bertemu dengan orang New Zealand yang membuat material pondasi dari pressure treated pine atau kayu pinus. Pondasi bukan dari beton tetapi dari kayu yang telah diolah supaya solid untuk bangunan yang tidak terlalu tinggi," ujar lulusan The University of Memphis Bachelor of Science in Engineering Technology, Architectural Technology ini.

Kayunya diambil dari hutan yang dilindungi sehingga industrinya dapat sejalan dan berkelanjutan.

"Kita perlu mengajak teman-teman komunitas desain untuk belajar mengenai sustainability," tambahnya. (*)

Baca Juga : Desain Rumah Millenial ala Arsitek Andra Martin, Ternyata Syaratnya Tak Banyak

Editor : Alfa