Follow Us

Sebuah Keluarga di London Terpaksa Tinggal di Satu Kamar di Rumah Besar Mereka, Ternyata Ini Alasannya

Agnes - Selasa, 08 Januari 2019 | 13:17
Rumah keluarga Sivakumar yang tidak terselesaikan karena kontraktor nakal
dailymail

Rumah keluarga Sivakumar yang tidak terselesaikan karena kontraktor nakal

IDEAonline - Sebuah keluarga di London yang beranggotakan lima orang terpaksa tidur dalam satu kamar.

Keluarga ini harus rela tidur di sebuah tempat yang sempit setelah orang yang bertanggung jawab dengan pembangunan rumah mereka melarikan diri.

Tidak hanya lepas dari tanggung jawab, namun orang yang bertanggung jawab terhadap pembangunan rumah ini juga melarikan 46 ribu poundsterling atau sekitar Rp 828 juta yang telah dibayarkan keluarga ini.

Hal ini terungkap berkat postingan video dari seorang siswa, Thenucha Siyakumar yang berusia 19 tahun.

Ia memposting video mengejutkan dari rumah dengan tiga kamar tidur di Lewisham, London, dimana ia tinggal bersama ibu dan tiga saudara kandungnya.

Rumah ini ditinggalkan dengan lubang-lubang yang menganga di lantai, pipa yang putus tanpa air mengalir dan tumpukan puing-puing yang berserakan di sekitar rumah mereka.

Baca Juga : Menikah Muda, Putra Sulung Ustadz Arifin Ilham Hadiahi Rumah untuk Istri, Begini Isinya yang Dipenuhi dengan Dekorasi Bunga

Tumpukan batu bata yang dibiarkan berserakan
dailymail

Tumpukan batu bata yang dibiarkan berserakan

Keluarga ini terkejut menemukan kenyataan bahwa sang kontraktor, Ben Woodman, diduga berutang lebih dari 180 ribu poundsterling atau sekitar Rp 3,2 miliar kepada 24 keluarga lain untuk pekerjaan yang juga belum ia selesaikan.

Lantai ruang makan dan ruang tamu diduga dirusak oleh Ben yang melarikan diri dan meninggalkan pekerjaannya yang belum selesai.

Baca Juga : Lebih Mahal dari Kamar Vanessa Angel Digrebek, Hotel Nikita Mirzani Saat Terciduk Lakukan Prostitusi Online Ini Mewah Banget, Bathtubnya Bikin Gagal Fokus!

Area perapian yang dibiarkan oleh sang kontraktor
dailymail

Area perapian yang dibiarkan oleh sang kontraktor

Sebanyak 16 putusan pengadilan wilayah juga sudah mendakwanya sebesar 43.121 pounsterling selama dua tahun terakhir karena masalah yang sama.

Miss Sivakumar, sang pemilik rumah mengatakan bahwa Ben telah menghancurkan hidup keluarganya.

“Kami menelepon polisi tapi mereka bilang itu masalah sipil.

Baca Juga : Negara Berlahan Minim, Arsitek Jepang Ini Sulap Area Seluas 705 Meter Jadi Perumahan Mikro yang Modern

Lantai di area ruang makan
dailymail

Lantai di area ruang makan

Dia bahkan belum membayar pekerja sendiri karena mereka terus mengetuk pintu kami mencarinya dan meminta upah mereka."

Ben mengakui bahwa ia sedang dalam suasana yang kacau namun ia membantah bahwa dirinya adalah penipu.

Keluarga Sivakumar mengklaim bahwa mereka membayar Ben £ 46.000 di muka untuk membangun satu lantai tambahan di rumah mereka dengan lantai baru, ruang makan terbuka dan ruang makan selama rentang delapan minggu.

Tetapi mereka mengklaim dia hanya membuka bagian lantai di ruang makan dan lounge serta hanya membangun dinding dan balok kayu untuk bagian atap sebelum ia menghilang.

Baca Juga : Tak Hanya Bikin Rapi, Membersihkan Rumah Ternyata Membuat Kita Makin Sehat, Loh!

Bagian atap yang belum ditutupi sepenuhnya
dailymail

Bagian atap yang belum ditutupi sepenuhnya

Meskipun sudah ada upaya untuk menghubungi Ben, namun keluarga belum mendengar adanya kabar dari Ben sejak Oktober.

Cuplikan mengejutkan yang diambil dari rumah menunjukkan bata terbuka, tetesan air dari pipa bocor dan tumpukan batu bata di kebun.

Sebelum menghilang, Ben memutus pipa-pipa di dapur mereka sehingga bak cuci tidak bisa digunakan.

Baca Juga : Musim Hujan Menghantui, Cegah Mesin Cuci Rusak Akibat Lembab

Tampilan ruang tamu rumah keluarga Sivakumar
dailymail

Tampilan ruang tamu rumah keluarga Sivakumar

Ben sempat mengklaim perusahaannya bangkrut.

Sekarang keluarga telah dipaksa untuk berbagi satu kamar, tersebar di hanya tempat tidur ganda dan kasur tunggal.

Dan kamar mungil ketiga sedang digunakan sebagai tempat belajar oleh empat saudara kandung berusia 15 hingga 19 tahun, yang semuanya di sekolah atau universitas.

Ben berkata kepada The Sun, "Segala sesuatunya menjadi seperti buah pir. Saya bukan perusahaan besar. Sudah dalam kebangkrutan."(*)

Editor : Maulina Kadiranti

Baca Lainnya

Latest