Bisa murah, sedang, atau sangat mahal tergantung dari kreativitas yang diterapkan baik pada pemilihan jenis materialnya, perencanaan bentuk dan desainnya, dan juga benaman teknologi yang diberikan di sana.
Lebih lanjut Revina mengatakan bahwa dari contoh-contoh hunian micro living di luar negeri menggunakan furnitur yang hi-technology, yang tentu saja sangat mahal.
“Kalau dihitung-hitung, kadang biayanya bisa lebih mahal dibanding kalau kita beli apartemen tipe studio tapi tidak dikonsep micro living,” tambahnya.
Apa yang disampaikan Revina ini menjawab berbagai pertanyaan kebanyakan orang bahwa karena super kecil maka hunian micro living itu membuat biaya pembuatannya murah.
Di Indonesia, menurut Revina, konsep ini bisa di-adjust (disesuaikan) karakter Indonesia.
Jadi mestinya tidak melulu harus dibuat dengan teknologi tinggi.
Karenanya yang dibutuhkan adalah inovasi dan desain yang pintar saat merencanakan membuat furnitur.
Desainnya harus kompak dengan benaman teknologi yang terjangkau biayanya.
Tak sekadar kecil sehingga hanya dapat mengakomodasi fungsi ruang yang terbatas.
Hunian berkonsep micro living dirancang secara kreatif sehingga ruangannya lengkap.
Ruang yang lengkap ini pun diikuti dengan kreativitas penciptaan penyimpanan.