Laporan Majalah IDEA 141
IDEAonline -Tak jauh dari stasiun rawa Buaya, ada sebuah pabrik kayu yang masih bertahan hingga kini. Berbeda dengan yang lain, separuh pabrik telah mengalami reinkarnasi.
Baca Juga: Tanpa Sekat, 5 Cara Praktis Atur Zona di Kamar Mandi Mungil yang Fungsional Estetis
Pasalnya, sebagian bangunan telah berubah fungsi, dari kantor pabrik kayu menjadi “gimnasium” para desainer.
Indoestri Maker space, begitu Leonard Theosabrata memberi nama tempat ini.
“Mana ada sih yang tau rawa Buaya? Tapi justru itu yang gue suka, akan gue buat orang-orang dateng ke sini!” ucap Leo berapi-api.
Bagi Leo, lokasi bukanlah kendala berarti.
Baca Juga: Nadine Chandrawinata Berendam di 'Wajan' Bersama Sang Suami, Warganet: Tinggal Diaduk Bumbu Rendang
rawa Buaya memanglah lokasi yang jauh dari pusat kota, tetapi akses ke daerah ini cukup mudah.
Bukan hanya karena dekat dengan stasiun kereta api, lokasi rawa Buaya, khususnya Indoestri Maker space, berada di tepi Jalan Tol Lingkar Luar Barat yang bersambung dengan Jalan Tol Dalam kota.
Ini berarti Indoestri Maker space mudah dicapai, baik oleh yang berkendaraan pribadi maupun berkendaraan umum.
Baca Juga: Bisa Ganggu Kesehatan, Ini Cara Atasi Dinding Lembab Akibat Hujan
Melihat kondisi ini, bukan tak mungkin nantinya Indoestri akan kebanjiran pengunjung. Apalagi, hingga saat ini masyarakat merespons positif pembukaan tempat ini.
Hal ini dibuktikan dengan terjaringnya 60 member pada pembukaan Indoestri di akhir 2014 lalu.
Namun, tempat untuk apa Indoestri sebenarnya? seperti yang telah disinggung sebelumnya, Indoestri ibarat sebuah gimnasium bagi para desainer.
Tempat ini adalah arena berlatih dan belajar bagi para desainer ataupun masyarakat umum yang ingin mendalami basic process sebuah produk.
Gagasan awal pendirian tempat ini berangkat dari pengalaman Leonard Thoesabrata yang telah berkecimpung selama 12 tahun di industri kreatif.
Melalui Indoestri, Leo mengajak para desainer untuk kembali ke semangat selfmade. Mempelajari segalanya dan mulai lagi dari nol.
Ia tidak ingin generasi desainer sekarang menjadi generasi yang hanya tahu istilah, tetapi tidak memahami cara kerja.
Dengan memahami dan mengalami keseluruhan proses, ilmu dan informasi akan lebih bertahan lama ketimbang yang hanya mencari tahu lewat internet.
(*)