Mau Bikin Ventilasi Tanpa Ganggu Privasi di Kamar Mandi? Ini Caranya!
IDEAOnline-Tuntutan akan terjaganya privacy sering menjebak orang dengan membuat kamar mandi minim bukaan.
Ini tentu saja tidak benar karena kamar mandi akan menjadi gelap dan lembap sehingga bakteri dan penyakit mudah berkembang.
Memasukkan cahaya melalui bukaan tidak boleh sembarangan.
Mengingat luasan kamar mandi yang umumnya terbatas, Arwin Amir, lighting specialist menyarankan agar bukaan untuk pencahayaan alami sekaligus difungsikan sebagai sirkulasi udara.
Juga, panas dan silau akibat terpaan langsung cahaya harus dihindari.
Oleh karena itu, mendesain pencahayaan alami harus diawali dari pemahaman tentang fungsi ruang dan aktivitas yang terjadi di dalam ruang.
Berikut adalah beberapa aspek membuat bukaan yang harus diperhatikan.
Baca Juga: Kamar Mandi Terlihat Bersih Belum Tentu Sehat, Ini Tips Raih Keduanya!
Baca Juga: Cegah Bocor dan Percantik Kamar Mandi, 4 Penutup Lantai Ini Pilihannya
Side Lighting dengan Jendela
Letakkan pada sisi yang langsung berhadapan dengan area luar, namun jendela jangan frontal berhadapan dengan matahari.
Untuk mendukung estetika, pilih model jendela yang sesuai dengan gaya arsitektur rumah.
Dan untuk menjamin sirkulasi yang baik, jendela sebaiknya diletakkan di dua dinding yang berseberangan, atau setidaknya ada ventilasi yang posisinya demikian.
Kendala yang sering dihadapi adalah kondisi letak atau posisi kamar mandi diapit ruang lain dan posisi ini sudah tidak bisa diubah lagi.
Baca Juga: Radiasi Merusak dan Bikin Tak Nyaman, Tilik Sudut Ideal untuk Letakkan Jendela Menurut Ahli
Solusinya, buatlah jendela mati, yaitu jendela yang letaknya lebih tinggi dari mata namun memungkinkan sirkulasi udara dan cahaya berjalan dengan baik tanpa takut diintip orang.
Bisa juga membuat bovenlicht, yaitu jendela di atas pintu yang biasanya terbuat dari kaca buram dan mempunyai rongga untuk keluar-masuknya udara.
Kelemahan cara ini, udara kotor (bau) juga bisa masuk ke ruang lain yang bersebelahan dengan kamar mandi.
Agar lebih optimal kanopi, kerai (blind) atau material penahan panas untuk menahan kontras cahaya.
Baca Juga: Ternyata Exhaust Fan Bisa Dipasang di Jendela dan Kusen, Ini Syarat dan Tipsnya!
Top Lighting dengan Skylight
Pasang skylight secara horizontal di plafon atau diposisikan agak miring.
Sesuai arah datangnya cahaya (dari atas), maka letak skylight yang paling efektif adalah di plafon.
Sebaiknya pengaturan sinar yang datang dibuat tidak langsung mengenai area yang digunakan untuk aktivitas.
Meletakkan skylight di antara 2 sisi dinding akan mengurangi kontras cahaya.
Jika kondisi ini tak memungkinkan, manfaatkan elemen arsitektur sebagai penghalang/pemantul sinar (kisi, teritisan, rolling atau curtain).
Gunakan material yang mereduksi cahaya misalnya glass block.
Baca Juga: Pilih Jendela Nako, Swing, atau Jungkit, Mana Ideal untuk Sirkulasi?
Atau jika area di palfon sangat terbatas, aplikasikan tubular skylight, yaitu skylight berbentuk pipa.
Tubular skylight adalah inovasi terbaru cara pencahayaan alami dengan menggunakan skylight berbentuk pipa.
Dengan tubular skylight, cahaya dari langit diterima melalui permukaan transparan yang berbentuk lingkaran (seperti lampu), kemudian disalurkan ke dalam ruang melalui ruang saluran serupa pipa yang berlapis metal.
Cahaya akan terpantul-pantul di saluran ini sehingga ketika sampai di plafon akan menjadi lebih atau tetap terang.
Cahaya ini kemudian akan menerangi seluruh ruang secara merata setelah dibiaskan oleh lapisan transparan yang dipasang di plafon.
Baca Juga: Ciptakan Pencahayaan Hemat Energi Pakai Skylight! Intip Yuk 10 Inspirasi Penempatannya!
(*)