Baca Juga: Pesona Partisi dari Material Besi dan Akar-akaran, Unik dan Artistik
Baca Juga: Hati-hati Memilih Wadah Plastik untuk Makanan Panas, Biar Tak Jadi Racun Pahami Juga Cara Pakainya
Caranya lewat penerapan void, innercourt, dan ruang publik.
“Ketiga hal ini merupakan konsepdari Rumah Gerbong yang kami sebut dengan istilah krowakisme, krowak yang berarti rongga,” ujar Ario.
Sebelumnya, krowakisme merupakan filosofi yang dimiliki oleh Studio SA_e, yang memahami bahwa bangunan bukanlah sebuah benda pejal yang massif melainkan sebuah entitas yang berongga sehingga ia butuh dukungan alam dan interaksi sosial untuk membuatnya tampak “hidup”.
Pada Rumah Gerbong, krowakisme hadir dengan merekayasa program fungsi ruang sehingga dapat menghadirkan unsur-unsur alam ke dalam bangunan seperti cahaya matahari, sirkulasi udara, tumbuhan hijau, hingga air hujan.
Tepat di tengah rumah bagian utara ada innercourt yang memiliki pohon kamboja sehingga memungkinkan elemen-elemen alam yakni angin, cahaya, dan bahkan hujan dapat masuk ke dalam rumah dan membuat rumah dapat “bernapas” Kondisi ini mengingatkan pada konsep resor yang banyak mengeskpos daya tarik perubahan cuaca, hujan, dan panas.
Unsur alam lain yang dihadirkan tampak dari bagian groundcover-nya, yakni dari tanah, rumput, kayu, dan batu alam.