Seiring dengan penemuan W.F. Gericke yaitu “bercocok tanam tanpa tanah” dikembangkan pula beragam metode bercocok tanam dengan cara lain.
Di antaranya dengan menggunakan medium agregat berupa pasir, kerikil, rockwool, vermuculite dan lainnya—populer disebut agregat culture.
Baca Juga: Berkebun Hidroponik? Antisipasi Kendala yang Ditemui dengan Cara Ini
Sekitar tahun 1950, teknologi hidroponik gencar diterapkan di Jepang utamanya di area tandus sebagai akibat serangan bom atom PD II.
Tak mau kalah beberapa negara di Timur Tengah seperti Bahrain dan Irak yang bersuhu ekstrim dan areanya berupa gurun pasir nan gersang turut mengaplikasikan hidroponik sebagai solusi upaya penghijauan.
Selaunjutnya ditemukan juga teknologi hidroponik Nutrient Film Technique (1960-1970), hidroponik dengan teknik irigasi tetes (1965), aeroponik (1966), lalu hidroponik terapung (1975).
Baca Juga: Inilah 9 Alasan yang Bikin Kamu Memilih Berkebun secara Hidroponik
#BerbagiIDEA #Berbagicerita #BisadariRumah #GridNetwork
(*)