Padahal dalam berbagai segi kehidupan, manusia tidak dapat dipisahkan dari ”sentuhan” alam.
Antara manusia dengan lingkungan terdapat resonansi dalam berbagai respon yang tergantung pada konfigurasi dan ’muatan alam’ yang membentuk karakter lingkungannya.
Menurut Stephen Kaplan dan Rachel Kaplan, ”Otak manusia lebih mudah mencerna informasi yang berasal dari lingkungan alam dari pada informasi yang berasal dari lingkungan buatan. Kebanyakan manusia merasa lebih nyaman dalam lingkungan taman kota yang menyerupai alam bebas seperti padang rumput dengan semak dan aneka pepohonan.”
Walaupun manusia cukup senang berada di lingkungan perkotaan dengan bangunan pencakar langit dan berbagai fasilitas modern, namun akan merasa lebih nyaman dan damai ketika berjalan-jalan di taman, berpetualang di alam bebas, mendaki gunung, atau menikmati pemandangan di pantai.
Menurut Lewis, ”Manusia pada dasarnya senantiasa mencari alam bebas sebagai tempat ’pelarian’ sebab pada hakekatnya ia merupakan bagian dari alam.”
Oleh karena itu, sebagai bagian dari alam, manusia tidak dapat melepaskan diri dari kedekatannya dengan alam.
Sifat kesukaan manusia terhadap alam ini oleh Dr. Edward O. Wilson, biologist dari Universitas Harvard, disebut sebagai biophilia atau the love of nature.
Baca Juga: Bagi Penyuka Sayur dan Buah, Hidroponik Tawarkan 4 Manfaat Ini
Tumbuhkan Partisipasi Aktif dan Pasif
Keberadaan tanaman dalam taman merupakan bagian dari alam yang dekat dengan kehidupan manusia.
Salah satu wujud kecintaan manusia pada alam adalah melakukan kontak langsung manusia dengan tanaman.