Daliana menuturkan, pihak AIF tertarik untuk berkolaborasi dan mendirikan perpustakaan dari kayu.
"AIF memang sudah lama ingin mendirikan perpustakaan dari kayu. Maka berbagai inisiatif bertemu dalam kegiatan ini, tidak hanya inisiatif pribadi kami saja. It’s a great collaboration," kata Daliana.
Adapun tim SHAU Architects yang mengerjakan Microlibrary Warak Kayu terdiri dari Florian dan Daliana.
Kemudian Rizki Maulid Supratman, Muhammad Ichsan, Alfian Reza Almadjid, Multazam Akbar Junaedi.
Sementara Structural Engineer dikerjakan oleh Joko Agus Catur Wibowo. Hewan mitologi Nama Warak Kayu sendiri terinspirasi dari pola susunan wajik pada fasad yang menyerupai sisik hewan mitologi khas Semarang, Warak.
Keunikan desain bangunan antara lain fasad yang mengikuti bentuk wajik.
Baca Juga: 4 Kayu Solid Moncer untuk Furnitur, Simak Plus Minus Tiap Jenisnya!
Menurutnya, bentuk tersebut tercipta dari sistem konstruksi Zollinger dari Jerman dan menyerupai sisik kulit Warak.
"Metode konstruksi fasad ini bernama Zollinger Bauweise asal Jerman yang disesuaikan secara tropis untuk penghawaan silang, shading, dan pencahayaan yang baik," tutur Daliana.
Tak hanya itu, desain arsitekturnya menerapkan gaya rumah panggung.
Daliana mengungkapkan, desain ini diterapkan guna memaksimalkan lantai dasar yang bisa digunakan sebagai ruang bermain dan aktivitas.