"Hanya dengan menggunakan kit terkemuka di dunia ini, kami dapat mengukur sejumlah kecil boron di foraminifera dengan akurasi yang diperlukan," kata Dr Babila.
Lebih lanjut Dr Babila mengatakan studi ini telah menunjukkan bahwa iklim menjadi lebih sensitif, seperti saat zaman Eosen.
"Langkah selanjutnya adalah mencari tahu mengapa ini terjadi dan memastikan perilaku tersebut terwakili dengan baik dalam model iklim yang biasa digunakan untuk memprediksi masa depan kita," lanjut Dr Babila.
Profesor Gavin Foster, pakar isotop geokimia dari ilmu kelautan dan Bumi di University of Southampton mengatakan metode ini memungkinkan kita untuk mendapat wawasan unik tidak hanya tentang bagaimana sistem iklim bervariasi di masa lalu.
"Memang, kemampuan ini secara akurat merekonstruksi CO2 atmosfer di masa lalu yang berarti kita dapat menentukan sensitivitas iklim jutaan tahun yang lalu.”
Studi ini memberikan tes pemahaman yang kuat yang dikemas dalam model iklim mutakhir yang merupakan kunci untuk memprediksi pemanasan Bumi di masa depan. Artikel ini telah tayang di Kopas.comdengan judul Terungkap, Dampak Karbon Dioksida pada Bumi 30 Juta Tahun Lalu
#berbagiIDEA