Kita bisa membuka jendela dan membiarkan udara bersirkulasi saat tidak ada aktivitas di dalam ruangan.
Tapi saat kita membutuhkan ruangan tertutup (seperti untuk rapat), air purifier bisa sangat membantu.
Air purifier dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk melakukan rekayasa udara di dalam ruang, mengondisikan udara yang kotor menjadi bersih, terbebas dari virus.
Berbeda dengan kipas angin ataupun AC, air purifier dapat meningkatkan perputaran udara bersih dan menghalangi polusi, bakteri, dan virus.
Air Purifier dapat mendeteksi partikel berbahaya, gas, dan alergen secara real time dengan sensor kelas profesional yang mendeteksi polutan dalam ruangan.
Nicholas Lee, Personal Health Leader, Philips ASEAN Pacific, dalam bincang ekslusif “Philips Air Regional Campaign” yang diikuti Idea Online, mengatakan, saat memilih air purifier, sangat penting untuk memilih yang memiliki teknologi filter High-Efficiency Particulate Air atau yang juga dikenal sebagai filter HEPA.
HEPA adalah teknologi filtrasi yang digunakan di banyak lingkungan seperti ruang operasi, lab biosafety, dan fasilitas perawatan kesehatan di mana udara bersih sangat penting.
Alat ini sangat efektif dalam menangkap dan menghilangkan polutan, bakteri dan virus.
Nicholas Lee pun mengklaim, dengan teknologi filtrasi HEPA, air purifier Philips terbukti menghilangkan 99,97% partikel di udara sekecil 0,003μm (sama dengan 3 nm, 800 kali lebih kecil dari PM2,5 atau lebih kecil dari virus terkecil yang diketahui), termasuk alergen di udara seperti serbuk sari, tungau debu, spora jamur, dan bulu hewan peliharaan.
Adapun aspek penting yang juga harus kita perhatikan untuk pemurni udara adalah Clean Air Delivery Rate(CADR), yang digunakan untuk melihat seberapa efisien air purifier bekerja dan bagaimana udara bersih dapat bersirkulasi dalam suatu lingkungan pada waktu tertentu.