Follow Us

Usia Tua Makin Rentan Virus Corona, Kabar Baiknya Ternyata Penuaan Sistem Kekebalan Bisa Diperlambat!

Kontributor 01 - Senin, 11 Januari 2021 | 10:39
Ilustrasi tes Covid-19.
Kompas.com

Ilustrasi tes Covid-19.

IDEAOnline-Pandemi Covid-19 menyoroti pentingnya sistem kekebalan kita.

Jaringan sel, tisu, dan organ yang kompleks ini merupakan senjata utama yang dimiliki tubuh untuk bertahan melawan infeksi dan penyakit.

Layaknya anggota tubuh lain, sistem kekebalan akan menua dari tahun ke tahun, membuat kita lebih rentan terhadap segala macam penyakit.

Ini adalah salah satu alasan - selain prevalensi kondisi yang sudah ada sebelumnya - mengapa para ahli medis percaya bahwa orang yang berusia di atas 65 tahun rentan tertular Covid-19 dan mengembangkan penyakit yang lebih parah.

Namun, penuaan sistem kekebalan kita tidak selalu sama dengan usia kronologis kita.

"Ada individu berusia 80 tahun, tapi memiliki sistem kekebalan tubuh layaknya orang berusia 62 tahun, atau bisa jadi sebaliknya," ujar Shai Shen-Orr, seorang pakar kekebalan tubuh dari Technion Institute of Technology di Israel, kepada BBC.

Kabar baiknya, kita bisa memperlambat proses penuaan sistem kekebalan dengan menerapkan beberapa rangkaian langkah sederhana.

Sebelum kita membahasnya, mari kita pelajari bagaimana sistem kekebalan tubuh bekerja.

Sel T dan B yang Lebih Sedikit

Sistem kekebalan tubuh memiliki dua cabang, masing-masing terbuat dari sel darah yang berbeda.

Sel-sel itu secara khusus terlibat dalam mempertahankan organisme kita.

Respons imun bawaan adalah garis pertahanan pertama kita.

Respons itu segera aktif ketika mendeteksi keberadaan organisme asing di tubuh kita.

Respons ini mengandung neutrofil, yang terutama menyerang bakteri monosit, yang membantu mengatur sistem kekebalan, mengingatkan sel-sel kekebalan lain bahwa ada infeksi.

"Kemudian, ada NK (atau sel pembunuh), yang tugasnya memerangi virus atau kanker."

"Ketiga sel ini tidak bekerja dengan baik saat kita bertambah tua," jelas Janet Lord, direktur Institute of Inflammation and Aging di Birmingham University di Inggris.

Lalu, ada juga respons adaptif, yang terbuat dari sel-sel kekebalan tubuh yang dikenal dengan limfosit T dan limfosit Byang memerangi patogen tertentu.

Respons ini memerlukan beberapa hari agar berfungsi dengan baik.

Namun ketika itu benar-benar berfungsi, ia akan mengingat patogen itu di kemudian hari dan memeranginya lagi ketika patogen itu muncul.

"Seiring bertambahnya usia, Anda akan menghasilkan lebih sedikit limfosit. Namun Anda memerlukannya (limfosit) untuk memerangi infeksi baru seperti SARS-CoV-2," tambahnya.

"Dan bahkan (sistem imun) yang tubuh Anda ciptakan di masa lalu untuk melawan infeksi lain juga tidak bekerja dengan baik (seiring bertambahnya usia)."

Artinya, penuaan menyebabkan penurunan semua fungsi sistem kekebalan.

Respons bawaan menghasilkan sedikit lebih banyak sel tetapi ini tidak bekerja dengan baik, dan respon adaptif menghasilkan lebih sedikit limfosit B (yang dibuat di sumsum tulang dan bertanggung jawab untuk memproduksi antibodi) dan lebih sedikit limfosit T (yang diproduksi di kelenjar timus dan mengidentifikasi dan membunuh patogen atau sel yang terinfeksi).

Baca Juga: 4 Hal Penting Diketahui Terkait Varian Baru Covid-19 Inggris, Karakter hingga Vaksin

Ilustrasi sistem kekebalan, respons kekebalan tubuh terhadap virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.
SHUTTERSTOCK/peterschreiber.media

Ilustrasi sistem kekebalan, respons kekebalan tubuh terhadap virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.

Penurunan limfosit T disebabkan kelenjar timus mulai menyusut saat kita mencapai usia 20 tahun.

Itu kian mengecil dan mengecil ketika Anda mencapai usia 65 tahun atau 70 tahun, hanya 3 persen dari [kelenjar] itu (ada di tubuh kita)," jelas Lord.

Hilangnya sel yang menyimpan memori patogen menyebabkan kita tidak hanya kehilangan kemampuan untuk merespons infeksi, tetapi juga vaksin yang mencegahnya seiring bertambahnya usia.

"Dalam kasus vaksin flu 40 persen orang dewasa berusia 65 tahun ke atas tidak memberikan respons terhadap vaksin tersebut," papar Shai Shen-Orr, seorang pakar dari Israel.

Masalah lainnya adalah menua menyebabkan lebih banyak peradangan dalam darah dan jaringan, sesuatu yang oleh para ilmuwan disebut sebagai inflammaging (kombinasi dari kata-kata peradangan dan penuaan).

"Selain tidak bekerja secara maksimal, sel-sel sistem kekebalan cenderung menyebabkan peradangan yang menyebabkan berbagai penyakit," jelas Prof Lord.

"Semua perubahan yang terjadi seiring bertambahnya usia ini mempersulit kita untuk pulih dari infeksi atau cedera", kata Encarnacion Montecino, seorang peneliti di Universitas California (UCLA), kepada BBC. Ia mengatakan bahwa beberapa dari infeksi tersebut bisa menjadi kronis.

"Infeksi yang bisa dikontrol seperi herpes zoster, atau tuberculosis bisa muncul kembali. Ini meningkatkan kerentanan terhadap patogen baru dan timbulnya kanker."

Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 Dimulai 13 Januari, Waspada 5 Hoaks Soal Vaksin Ini

Virus corona.
kompas.com

Virus corona.

Ini bukan tentang Usia Semata

Kendati kita semua menderita penurunan sistem kekebalan dapat diramalkan seiring berlalunya waktu, yang sangat bervariasi adalah kapan setiap individu mengalaminya.

Proses penurunan fungsi sistem kekebalan ini dipengaruhi oleh genetik, dan sebagian besar gaya hidup.

Hingga baru-baru ini, menentukan usia sistem kekebalan kita adalah hal yang tidak mungkin.

Tapi Shen-Orr dan timnya, yang bekerja sama dengan Stanford University di As, telah berhasil menciptakan metode untuk mendapatkan informasi usia sistem kekebalan tubuh kita, yang sangat penting untuk pengobatan yang berhasil.

"Dengan menganalisis komposisi 18 jenis sel dari sistem kekebalan tubuh dan gen di sampel darah, kami bisa memperkirakan kapan proses penuaan sistem kekebalan seseorang dimulai," jelas Shen-Orr.

Beragamnya kecepatan proses penuaan sistem kekebalan juga berkaitan dengan gender.

"Meski kedua gender mengalami penuaan, beberapa parameter berbeda dialami pria dan perempuan karena efek tertentu dari hormon seks," kata Montecino.

Ia mengatakan bahwa dalam perempuan, menopause meratakan efek perlindungan dari estrogen - hormon yang diketahui memiliki efek menguntungkan pada sistem kekebalan perempuan.

Menjaga tubuh Tetap Aktif

Kabar baiknya, seperti yang kami sebut pada awal artikel ini, bahwa penuaan sistem kekebalan bisa diperlambat.

Kuncinya adalah menjaga fisik agar tetap aktif.

"Sekarang, duduk untuk waktu yang lama bagi tubuh adalah seperti merokok," kata Janet Lord. "

Dalam penelitian dengan orang-orang yang aktif sepanjang hidup mereka hingga usia tua - seperti pengendara sepeda berusia 80 tahun dan terus mengayuh sepedanya sejauh 100-150 km dalam sepekan - hasilnya luar biasa."

"Mereka memiliki banyak sel T dan timus tidak menyusut," tambahnya.

"Dalam penelitian lain yang memantau jumlah langkah setiap hari, mereka menemukan bahwa jika menempuh 10.000 langkah, neutrofil Anda terlihat seperti neutrofil berusia 20 tahun."

"Saya pikir angka ini adalah inovasi dari orang-orang yang menjual perangkat untuk mengukurnya, tetapi ketika kami melakukan penelitian saya sangat terkejut," aku Lord.

Itu semua tergantung pada tingkat kebugaran individu, tetapi para ahli mengatakan bahwa melakukan latihan sederhana seperti berdiri berjinjit, menaiki tangga, dan mengangkat sedikit beban dengan lengan sudah merupakan awal yang baik.

"Lakukan saja sesuatu. Apa pun yang dapat Anda lakukan akan membantu," kata Lord.

Faktor lain yang dapat membantu dalam hal ini adalah pola makan yang bervariasi, kaya serat, dengan makanan fermentasi dan sedikit daging merah untuk menjaga kesehatan mikrobiota usus (bidang penelitian yang masih dalam tahap awal), dan tidur yang optimal selama enam setengah atau tujuh jam setiap malam.

Bisakah Meremajakan Sistem Kekebalan?

Selain memperlambat proses penuaan sistem kekebalan, mungkinkan kita membalikan proses itu?

Tahun lalu, peneliti dari UCLA mempublikasikan sebuah penelitih di jurnal pengetahuan Nature.

Dalam penelitian itu, para peneliti mengatakan bahwa sistem kekebalan orang-orang yang berpartisipasi dalam penelitian itu memperlihatkan tanda-tanda peremajaan, termasuk regenerasi kelenjar tisu pada tujuh dari sembilan partisipan.

Shen-Orr menyebut sebuah studi tentang obat yang dia dan timnya kerjakan - tetapi hasil uji coba belum dipublikasikan - juga menunjukkan bahwa pembalikan proses penuaan sistem kekebalan mungkin terjadi.

"Kami melihat penurunan (dalam usia kekebalan), tetapi kami belum tahu apakah ini akan bertahan secara permanen," katanya. Tetapi bahkan hanya dengan memperlambat proses penuaan bisa menjadi langkah maju yang penting untuk sistem kekebalan kita. Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Pengaruh Covid-19 pada Kekebalan Tubuh, Makin Tua Makin Lemah

#BerbagiiDEA

Source : kompas

Editor : Maulina Kadiranti

Latest