Sebab, kata Ahmad, mutasi virus yang terjadi pada gen S atau protein spike, memang dapat mengurangi keakuratan dari alat tes PCR, terutama yang menargetkan protein virus tersebut.
Mutasi virus corona di India yang diduga membuat virus SARS-CoV-2 tidak terdeteksi alat PCR, Ahmad mengatakan kemungkinan dugaan terkait teknis pengambilan sampel.
Sebab, dengan tingginya kasus Covid-19 yang melonjak tajam di India, yakni dengan lebih dari 200.000 kasus per hari, dapat saja membuat petugas kesehatan pengambil sampel kewalahan, sehingga memengaruhi hasil tes Covid-19.
Belajar dari Covid-19 di India yang melonjak tajam, bahkan disebut tsunami Covid-19 menghantam negara ini, Ahmad mengimbau perlunya penguatan koordinasi antara tim genom surveilans dan tim epidemiologi di Indonesia, sehingga bisa membuat korelasi antara prevalensi varian virus corona dengan lonjakan kasus. Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Covid-19 di India, Benarkah Mutasi Virus Corona Tak Terdeteksi PCR?
#BerbagaiIDEA