Poyek pertama rumah terapung ini dibangun di Vietnam dan digunakan oleh para petani. Mereka membantu pertanian untuk menghindari perpindahan dan beradaptasi dengan lingkungan selama musim hujan.
Setelah melakukan penelitian dan pengujian yang mendalam, Elizabeth bersama timnya mulai mengajari para petani di Vietnam cara membangun rumah dengan bahan daur ulang.
Cara terebut dinilai sangat berguna bagi para petani terutama untuk melindungi rumah mereka supaya tidak tersapu banjir.
Baca Juga: Pastikan Jenis dan Keaslian Kasur Lateks sebelum Membeli, Ini Caranya!
Baca Juga: Ubah Sinar Matahari jadi Energi Listrik di Rumah Tropis, Ini Caranya
Rumah amfibi ini pada dasarnya dapat dibangun di mana saja.
Elizabeth mengatakan rumah ini sangat cocok dibangun di tempat atau lokasi yang dekat dengan pesisir pantai dan laut serta di lokasi rawan banjir.
"Arsitektur rumah amfibi dapat dibangun hampir di mana saja dengan menggunakan bahan daur ulang dan sangat membantu mereka yang tinggal di dekat tepi air," ungkap Elizabeth.
Kendati demikian, Elizabeth mengaku cara yang dilakukannya, yaitu dengan menggunakan bahan daur ulang sebagai pelampung rumah ini bukan solusi bagi perubahan iklim dan lingkungan.
Konsep rumah ini hanya menunjukkan bahwa setiap manusia harus mampu beradaptasi dengan perubahan iklim dan lingkungan yang disebabkan oleh krisis.
"Desain ini mungkin membantu kita beradaptasi dengan iklim yang berubah dengan cepat, tetapi tidak menyelesaikan krisis," imbuh dia. Artikel ini telah tayang di Kompas.comdengan judul Solusi Alternatif Pencegah Banjir, Rumah Amfibi dari Bahan Daur Ulang
#Berbagiidea #Berbagicerita #Bisadarirumah #Gridnetwork #Rumahtropis