Sebab, makanan dengan kandungan garam yang tinggi dapat memicu peradangan jaringan dan meningkatkan risiko penyakit autoimun.
Selain itu, garam juga dapat menghambat fungsi kekebalan normal, menekan respons anti-inflamasi, mengubah bakteri usus, dan mendorong pembentukan sel kekebalan yang terlibat dalam patogenesis penyakit autoimun.
Faktanya para peneliti percaya, asupan garam yang berlebihan dapat dikaitkan dengan peningkatan penyakit autoimun.
Mengonsumsi makanan yang terlalu banyak garam telah terbukti memperburuk penyakit autoimun yang ada seperti kolitis ulserativa, penyakit crohn, rheumatoid arthritis, dan lupus.
Oleh karena itu, mengurangi asupan garam dan makanan tinggi garam lainnya dapat bermanfaat bagi fungsi kekebalan tubuh.
3. Makanan yang digoreng
Makanan yang digoreng termasuk ke dalam kelompok molekul yang disebut sebagai produk akhir glikasi lanjutan (AGEs).
AGEs terbentuk ketika gula bereaksi dengan protein atau lemak selama memasak suhu tinggi seperti saat menggoreng.
Jika kadarnya menjadi terlalu tinggi di tubuh kita, AGEs dapat berkontribusi pada peradangan dan kerusakan sel.
AGEs juga dianggap melemahkan sistem kekebalan dalam beberapa cara, termasuk meningkatkan peradangan, menguras mekanisme antioksidan tubuh, menginduksi disfungsi seluler, dan memengaruhi bakteri usus secara negatif.
Dengan demikian, para peneliti percaya, makanan tinggi AGEs dapat meningkatkan kerentanan terhadap penyakit kronis dan infeksi virus.