IDEAonline - Isolasi mandiri biasanya diberlakukan bagi pasien yang terinfeksi Covid-19, tetapi tidak bergejala sama sekali atau hanya bergejala ringan seperti batuk, pilek dan sakit tenggorokan.
Sebagaimana diketahui, melakukan isolasi mandiri tak boleh sembarangan.
Juru bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro menegaskan, isolasi mandiri bukan diputuskan oleh individu yang terkonfirmasi positif, melainkan harus berdasarkan rekomendasi atau persetujuan tenaga medis atau dokter. Sayangnya, masih ada sebagian orang yang tak melaporkan hasil tesnya.
"Ini sering salah tangkap. "Saya PCR-nya positif tapi kayaknya enggak ada gejala jadi saya ada di rumah saja", ini yang tidak diperbolehkan."
Demikian diungkapkan oleh Reisa dalam Live Instagram Radio Kesehatan yang bertajuk Tata Cara Isolasi Mandiri yang Tepat, Senin (21/06/2021).
Setelah terkonfirmasi positif, seseorang harus melapor pada tenaga medis atau dokter sehingga perawatan atau terapinya bisa tetap terpantau.
Sekalipun sudah diperbolehkan, ada beberapa syarat lainnya.
Sehingga diyakini, tak terjadi hal fatal seperti kematian.
Namun faktanya, banyak pasien isoman yang akhirnya meninggal dunia.
Seperti yang diberirakan oleh artis Krisdayanti.
Melansir dari Tribunnews Bogor, ART Krisdayanti meninggal dunia saat tengah melakukan isolasi mandiri.
"Ini memang juga saya alami ketika beberapa staf rumah tangga saya juga saya ungsikan untuk isolasi mandiri," terang KD kepada Tribunnews pada Jumat (23/7/2021).
Ada 4 orang staf rumah tangga Krisdayanti yang menjalani isoman.
Tiga diantaranya sedang menjalani masa pemulihan, sedangkan satu orang tidak selamat.
"Tiga Alhamdulillah sudah dalam pemulihan dan satu posisinya meninggal," ujar ibunda Aurel tersebut.
Menurut pelantun 'Dalam Kenangan' tersebut, keterbukaan pasien Covid-19 yang menjalani isoman sangat penting.
Keterbukaan bahwa sedang menjalani isoman kepada aparat setempat bisa membuat pasien Covid-19 mendapat perhatian lebih.
"Artinya memang harus ada keterbukaan juga sih ya dari pasien isoman ini untuk bisa menyampaikan kondisi mereka ke warga sekitar atau ketua RT," menurut Krisdayanti.
Keterbukaan ini bisa membuat pasien Covid-19 mendapat bantuan dan perhatian dari warga sekitar.
"Supaya ada gerakan modal sosial gotong royong untuk bisa memberikan pengamanan lingkungan sekitar. Artinya kalau mau supply makanan ya bisa digantung di pagar rumah," imbuhnya.
Krisdayanti lantas menceriitakan bagaimana ART-nya yang meninggal sempat mendapat perlakuan tak menyenangkan dari warga sekitar.
"Memang kemarin itu dari staf rumah tangga saya sendiri terpaksa harus kehilangan nyawa karena dia tidak diberikan izin warga keluar untuk membeli makanan," cerita KD.
"Karena mungkin dari pasien isoman sendiri tak terbuka atau seharusnya memang ada stiker atau announcement bahwa memang yang tinggal di rumah ini perlu mendapat perhatian karena sedang isoman," papar ibu kandung Azriel Hermansyah tersebut.
"Jadi bisa melakukan hal preventif lah untuk mendapatkan perhatian agar pasien isoman ini bisa tetap terpantau," sambungnya.
Sudah ribuan pasien Covid-19 meninggal saat isolasi mandiri.
Melansir Kompas.com, Dokter Daeng M Faqih membeberkan pendapatnya.
Menurutnya, banyak pasien Covid-19 meninggal di rumah karena adanya gejala pemburukan yang tidak mendapat pertolongan.
Kondisi tersebut menyebabkan kenaikan gradasi keparahan infeksi sehingga seharusnya mendapatkan perawatan lebih.
Dokter Dang M Fiqih menguraikan, gradasi pasien Covid-19 terdiri dari lima tahapan yakni OTG, ringan, sedang, berat dan kritis.
Ketika pasien Covid-19 mengalami gejala pemburukan maka perlu segera dirawat di rumah sakit untuk mendapat pertolongan.
Seringkali keluarga tidak memahami betapa parahnya kondisi pasien, sehingga terlambat dalam memberikan pertolongan.
#Rumahminimalis #Berbagiidea #Berbagicerita #Bisadarirumah #Gridnetwork #Rumahtropis
(*)