Biar sudah ditata rapi, pilihan warna pas, furnitur berfungsi maksimal, ruangan akan tetap terasa kurang nyaman kalau jalur sirkulasinya kurang. Apa gunanya punya ruangan yang luar biasa bagus, kalau tidak ada ruang yang cukup untuk lalu lalang? Akhirnya, kepentoksana-sini saat berjalan menyusuri ruangan tersebut.
Dalam tata interior, ada ukuran-ukuran standar yang patut diterapkan agar sebuah ruang menjadi nyaman. Tidak hanya nyaman sebagai ruang, tapi juga nyaman dari sisi berkegiatan di dalamnya. Misalnya pada ruang makan, agar kegiatan penggunanya tak saling mengganggu, maka perlu disediakan jalur sirkulasi yang memenuhi standar minimal. Hal ini guna menghindari kegiatan si A "bertabrakan" dengan kegiatan si B, yang berujung pada ketidaknyamanan.
Pada Interior Design Coursedisebutkan: jarak aman diperlukan untuk memperoleh ruang sirkulasi yang cukup, di ruang makan. Setidaknya, berikan jarak 45cm antara kursi makan satu dengan yang lain. Dengan demikian, siku-siku Anda dapat lebih bebas bergerak, karena tidak beradu dengan siku-siku orang yang duduk di sebelah. Kemudian, berikan jarak kurang lebih 60cm, antara meja dengan kursi makan, saat digeser keluar. Jarak yang disebutkan itu memudahkan Anda duduk atau beranjak.
Masih ada satu lagi, berikan jarak, setidaknya 120cm, antara tepian meja makan, dengan dinding. Perhitungannya, setelah kursi digeser keluar dengan jarak 60cm dari tepian meja, masih ada ruang selebar 60cm, di belakang kursi. Ruang ini dimaksudkan untuk memudahkan orang untuk lalu lalang di belakang orang yang duduk tanpa mengganggu. Dengan memenuhi pedoman jarak ini, mudah-mudahan Anda tidak perlu lagi meminta orang yang sedang menikmati hidangan untuk menggeser tempat duduknya, saat ingin lewat. Kalau pun masih tidak muat, mungkin Anda perlu berhenti makan dan menimbang badan.
Foto: iDEA/ Tri Rizeki Darusman