Ruang Bertambah Cantik dengan Sentuhan Barang Antik

iDEAonline.co.id - Jangan heran jika dalam setiap sudut ruang keluarga ini ditemui guci atau vas antik, baik itu dijadikan hiasan biasa, lampu, atau bahkan dijadikan meja. Sang pemilik rumah, Daifi Triansyah, memang senang mengoleksi barang, khususnya benda-benda antik. Guci, vas, piring-piring, sampai peti peninggalan VOC Ia kumpulkan dari sejak awal menikah.

"Dulu waktu di Kalimantan, setiap ada pedagang guci keliling yang mampir saya selalu beli meski ga tau harus nyimpen di mana," cerita ibu dua anak ini. Guci yang sudah banyak dibeli menumpuk di gudang, baru ketika pindah ke Jakarta dan memutuskan untuk membangun rumah Ia dapat menempatkan koleksi-koleksinya.

Bekerja sama dengan PT Aurora Swargaloka, keinginan Daifi membuat rumah sebenarnya tidak muluk-muluk. Pada intinya Ia ingin mempunyai rumah yang dapat mengakomodir kebutuhan keluarga. Maka Ia sudah membayangkan rumah yang diinginkannya seperti apa.

Agar tidak asal pajang, Daifi memanfaatkan sedemikian rupa menjadikan barang antik tersebut dwifungsi. Perawatannya sendiri cukup dilap, sementara untuk menghindari debu masuk, mulut guci ditutup piring antik. Adapun kendala memiliki koleksi berbahan keramik adalah ringkih, rapuh, mudah pecah bila tidak dijaga dengan hati-hati. Sang suami bahkan sempat menentang dengan banyaknya koleksi tersebut. "Awalnya sih suami menentang, namun setelah terpajang dan banyak teman atau tamu yang menikmati keberadaan koleksi tersebut, eh dia malah ikut-ikutan semangat cerita sejarah asal usul barang-barang kalau ada yang bertanya," papar Daifi sambil tertawa.

Jadi memiliki rumah yang dipenuhi barang-barang antik tidaklah mengusik. Justru apabila kita tahu sejarahnya malah jadi cerita yang menarik.

Foto Richard Salampessy

Properti Daifi Triansyah, Rawamangun, Jakarta

Arsitek dan konstruksi PT. Aurora Swargaloka